Jika dilihat secara garis besar, maka dapat dikatakan bahwa keluarga petani yang tinggal di pedesaan merupakan single earner family atau keluarga yang berpenghasilan tunggal.Â
Penghasilan yang didapat hanya dari sang suami yang bekerja sebagai petani. Oleh karena itu, apabila disangkutpautkan dengan kesejahteraan, maka hasilnya akan sangat bergantung dari satu anggota saja. Namun, kesejahteraan keluarga tidak dilihat dari sisi ekonomi saja. Terdapat tujuh dimensi kesejahteraan yang dapat diukur di dalam keluarga.
Dalam pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa keluarga petani yang tinggal di pedesaan, kehidupannya sangat bergantung pada hasil panen dan hasil panen tersebut bergantung pada modal usaha yang digunakan.Â
Dibuktikan dengan penelitian Wanimbo (2019) bahwa permodalan dalam usaha tani merupakan salah satu hal penting untuk diperhatikan oleh pelaku usaha tani, karena jika modal usaha tani yang ditanamkan rendah, maka akan memengaruhi tingkat produktivitas bagi usaha tani tersebut.
Bagaimana hal tersebut dapat diatasi? Jika dilihat dari sisi pendidikan, maka para petani yang tinggal di pedesaan harus mendapatkan pelatihan lebih lanjut mengenai teknik-teknik pertanian yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas hasil pertaniannya. Dari sisi pemerintah, pemerintah dapat memberikan modal usaha berupa benih unggul ataupun alat-alat pertanian yang lebih modern.
Penulis: Alifia Sasky Zahrani (I2401211084), Rasikhah Ula Qurrota Aina (I2401211085), Fatimah Azzahra (I2401211086), Qanita Indriani Setiono (I2401211087), Rahdya Mauldina (I2401211088)
Dosen pengajar: Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, MSi. dan Irni Rahmayani Johan, SP., MM., PhD., Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPBÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H