(QS. An-Nisa:9)
Qaulan Sadida juga bisa diartikan sebagai kata yang bijaksana dan benar. Perkataan yang benar adalah sebuah keharusan dalam berkomunikasi. Hal ini diperkuat dengan ayat lain dari Surat al-Hajj dan al-Ahzab yang berbunyi:
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar
(QS. Al-Ahzab : 70).
Artinya:
"Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta"
(QS. Al-Hajj:30).
Dusta adalah lawan dari kejujuran. Umat muslim diperintahkan untuk mengunkap fakta dari realita, bukan sebaliknya menutupinya dengan dusta. Bayangkan beberapa kata-kata di media sosial bisa menjadikan satu generasi dibohongi oleh berita palsu atau bahkan memecah belah umat. Tentunya hal ini harus dihindari dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip komunikasi islam.
Seluruh ajaran prinsip komunikasi Islam tentunya bertujuan untuk mempola umat Islam menjadi umat yang berakhlak mulia. Sebagai khalifah kita harus bisa menjadi motor penggerak dalam perubahan umat menuju masa depan yang lebih cerah. Erving Goffman dalam bukunya "The Presentation of Self in Everyday Life" mengatakan kehidupan sosial adalah panggung pertunjukkan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kehidupan sosial dan cara komunikasi kita adalah gambaran diri kita. Sebagai umat muslim yang taat, sudah seharusnya kita mengikuti ajaran Rasulullah SAW dan mengikuti cara komunikasinya sehingga tercipta impresi yang baik. Tak hanya impresi, tentunya dengan mengamalkan Prinsip Komunikasi Islam kita akan menjadi umat yang berakhlak mulia, terciptanya masyarakat yang damai dan indah serta terhindar dari perselisihan.
DAFTAR PUSTAKA