Mohon tunggu...
Muhammad Rasyad Firdaus
Muhammad Rasyad Firdaus Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Penuntut Ilmu

Senang membaca, menulis, kuliner, dan travelling. Lulusan Madrasah Aliyah Al-Ma'tuq tahun 2024. Kelahiran Madiun 26 Juni 2006. Saat ini sedang berjuang untuk mengharap ridha Allah dan kedua orang tua, juga meraih masa depan dunia dan akhirat yang bahagia dan tenang atas izin Allah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Giliran Manusia Percaya, Giliran Allah Kok Enggak?

26 Oktober 2024   21:13 Diperbarui: 27 Oktober 2024   08:57 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/free-ai-image/

Renungkanlah bahwa kita itu makhluk-Nya yang sangat kecil. Otak, akal dan pengetahuan kita terbatas. Tidak pantas memikirkan bagaimana Allah Yang Maha Besar.

Siapa kita? Berani-beraninya kita seperti itu kepada Allah. Kita sudah diciptakan oleh-Nya, diberi rezeki, diberi apapun, dan lain-lain yang melengkapi kehidupan kita di dunia ini. Disuruh hanya mengimani sifat-Nya, malah tidak mau.

Dalam asma wa shifat, Allah berfirman,


 


"Hanya milik Allah nama-nama yang baik, maka berdoalah dengan nama-nama tersebut. Dan tinggalkanlah orang-orang yang mengingkari sifat-sifat-Nya. Kelak, mereka akan dibalas sesuai dengan apa yang mereka kerjakan." (Al-A'raf : 180)

Imam Malik rahimahullah pernah berkata tentang bersemayamnya Allah di atas Arsy,


 


"Bersemayam itu diketahui, sedangkan bagaimananya tidak diketahui. Mengimaninya itu wajib, sedangkan bertanya tentang bagaimana hal tersebut itu bid'ah."

Beliau juga menjelaskan lagi bagaimana sikap kita terhadap asma wa shifat Allah:
1. Menetapkan sifat Allah tanpa ditakwilkan (diselewengkan ke makna lain yang tidak semestinya)
2. Menyerahkan bagaimananya kepada Allah (tak perlu kita pikirkan
3. Para salaf benci untuk membahas ayat-ayat tentang sifat

Jadi sebenarnya hidup itu simple. Kita cukup mengimaninya saja. Tidak perlu repot-repot memikirkan bagaimananya.

Tidak pantas bagi kita apabila kita menggunakan akal kita untuk memikirkan bagaimana Dzat Yang Maha Besar Allah. Akal dan otak kita sangatlah kecil.
Gunakanlah untuk memikirkan hal-hal yang lain. Tidak perlu sibuk memikirkan bagaimana Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun