Mohon tunggu...
Rasha Aditya Wardana
Rasha Aditya Wardana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

saya itu orangnya baik, baik dalam artian saya selalu melakukan hal hal positif pada orang orang maupun lingkungan sekitar saya, saya juga bertanggung jawab bisa dilihat ketika saya di berikan amanah dan saya menjalankan amanahnya dengan penuh rasa tanggung jawab, rasha orangnya berani dan berorientasi untuk melakukan ataupun mencoba hal hal baru, saya berani mencoba dan selalu melakukan hal hal baru yang membuat orang antusias serta kagum melihat apa yang saya lakukan, saya orangnya asik dan mudah bergaul bisa dilihat dari cara saya yang mudah beradptasi dengan lingkungan dan teman teman sekita saya, saya juga orang yang periang saya akan selalu berusaha membawa aura aura positif bagi lingkungan dan teman teman di sekitar saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Adakah Pertemuan Selanjutnya

30 November 2023   07:19 Diperbarui: 30 November 2023   07:24 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namaku Nasya Azzahra, umurku 24 tahun. Aku ingin menceritakan kisah hidupku tentang seorang laki-laki yang pernah bersamaku. Aku mengenalnya di saat umurku 13 tahun, ia laki-laki yang baik, manis, dan sangat rupawan. Namanya Reandra Mahardika.

 Ia merupakan teman satu sekolah ku di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Aku mengenalnya dari seorang teman dekat ku yang bernama Kiala Ananda. Awalnya Kiala hanya iseng memperkenalkan ku padanya, tapi ternyata rasa ini masih jelas adanya di dada.

"Sya, anak kelas 8C ada yang mau kenalan tuh"

"Hah siapa Kia?"

"Namanya Reandra Mahardika. manis, baik, pinter beh the best lah pokoknya. Apalagi kau suka kan sama yang item item manis."

"Ah aku ngga berani kia, masih kecil, gaboleh deket laki-laki"

"Kan Cuma kenalan Sya, nambah-nambah teman."

"Uhh yaudah-yaudah , mana orangnya?"

Lalu Kiala berteriak "REANDRAA, INI NASYA NYA," tampak dari jauh seorang laki-laki hitam manis, menghampiri kami berdua.

"Halo, kenalin aku Reandra."

"Hai, kenalin juga aku Nasya."

Dan dari hari itu, aku mengenalnya.

1 tahun kemudian

"Sya ga kerasa ya, kita mau pisah sekolah," ucap kia dengan mata yang berkaca kaca

"Hehe iya Kia, aku sedih pisah sama kau, padahal kan kita dari SD ga pernah pisah sekolah. Pisah kelas pun engga haha."

"Apalah kau ni, kenapa coba kau lanjut sekolah di Pekanbaru?"

"Ya gimana lagi kia? Aku mau ngejar cita-cita ku."

"Huhu jaga diri ya Sya, aku titip kau sama Reandra."

"Ah ga perlu titip-titip segala kia, aku bisa jaga diri," ucapku tegas.

2 bulan kemudian

"Dada Kia," aku memeluk Kia dengan sekuat tenaga, lalu tangis kami pecah.

"Huhu sering vc aku ya Nasya, jangan sampai kau lupa sama aku gara-gara teman baru kau itu!"

Lalu aku berangkat ke Pekanbaru. Dan di sini aku sekarang, Di sekolah menengah atas yang cukup terkenal, dan banyak siswanya yang lulus ke PTN terfavorit.

Hari pertama sekolah :

Semua siswa-siswi berkumpul di lapangan, masih terekam jelas di kepalaku Reandra menggandeng erat tanganku untuk pertama kalinya menuju ke lapangan. Di saat pengumuman pembagian kelas tiba, oh ternyata aku sekelas dengan Reandra.

"Rean kita sekelas lohhh" ucapku dengan girang

"HAHAHA, iyaaa Sya kita sekelas. Syukur sekelas kalo gak, aku bingung siapa yang mau aku ajak ngobrol pertama kali di kelas tu"

Hari demi hari aku dan Reandra semakin dekat, hampir setiap hari Reandra menjemputku di pagi hari dan mengantarkan aku untuk pulang di sore hari. Tak jarang juga sehabis pulang sekolah kami berdua keliling-keliling Pekanbaru untuk mencari angin ataupun jajan di pinggir jalan. Oiya, aku tinggal di kos yang tidak jauh dari sekolah, sedangkan kos Rean sekitar 15 menit dari sekolah. Aku pernah bilang padanya "Ngga usah jemput aku Rean, aku jalan kaki aja. Kan deket dari kos ke sekolah, aku takut ngerepotin."  Reandra menjawab "Gapapa Nasya, kan sekalian lewat. Aku juga ga merasa di repotin kok. Walaupun di repotin aku gapapa, asalkan yang ngerepotin kamu, Sya"

Minggu, 07 Januari 2018.

Hari ini aku berulang tahun yang ke-17 tahun, aku sangat bahagia. Aku bangun pagi-pagi sekali, Karna hari ini aku ada janji dengan seseorang. Siapa dia? Reandra Mahardika. Hari ini aku pergi bersamanya ke salah satu taman yang ada di Pekanbaru. Aku ingin merayakan ulang tahunku, kecil-kecilan saja yang penting bahagia. Sebelum pergi aku menelefon ibuku "assalamualaikum Ibuku nan cantik jelita," ucapku dengan sangat bahagia.

"Waalaikumsalam anak Ibu yang cantik, selamat ulang tahun sayang, semoga kamu makin cantik, makin pintar, patuh juga ya sama Ayah Ibu," jawab Ibuku.

"Aamiin ya Allah, makasih ya bu doanya. Oiya Ayah mana, Bu?"

"Ini Ayah, nak."

"Halo anak Ayah, selamat ulang tahun ya cantiknya Ayah."

"HALO AYAAAAAAH, terima kasih ayahku nan sangat ganteng aw aw, kapan Ibu sama Ayah kesini? Nasya kangen."

"Minggu depan Ibu sama Ayah kesana ya nak."

"di tunggu ya Ayah Ibuku  nan Masya Allah. Oiya Bu, hari ini aku mau pergi sama Rean," aku sering menceritakan Rean dengan Ibu dan Ayahku, dan Ibu Ayahku setuju aku berteman dekat dengannya.

"Ohh iya nak hati-hati yaa, bilang sama Rean Ibu salam. Oiya mau pergi ke mana nak?"

"Mau ke taman deket sini bu, nanti Nasya sampaikan. Yaudah kalo gitu Nasya siap-siap dulu ya Bu, Wassalamu'alaikum Ibu cantik"

"Wa'alaikumsalam anak ku sayang".

Tiba-tiba suara klakson motor berbunyi

"Assalamualaikum, Nasyaa ooo Nasyaa."

"Waalaikumsalam, SEBENTAR REAAN," ternyata itu Rean.

"Ayo Syaa, keburu panas."

"Iyaaa ayoo Reaan."

Sepanjang perjalanan aku dan Rean berbincang-bincang tentang hal yang penting sampai yang tak penting. Akhirnya aku dan Rean sampai di taman yang ingin kami tuju, di dekat taman itu ada toko kue yang cukup terkenal, saat turun dari motor aku dan Rean langsung berjalan menuju toko kue tersebut. Sesampainya di sana :

"Sya, kamu mau kue yang kaya gimana?"

"Aku mau brownies Rean, nah yang itu tuuu."

"Oh yang itu?"

 Rean berkata pada penjual di toko tersebut "Mbak brownies yang itu satu ya."

"Oke mas," penjual tersebut menjawab.

"Ini mbak uangnya," serentak kami berdua menjawab.

Penjual tersebut sampai bingung "Uangnya yang mana mbak, mas?"

"Uang saya aja mbak," tegasku. Lalu Rean menarikku ke belakang "kamu diem di sini, kue itu aku yang bayar anggap aja kado ulang tahun kamu ya"

"Hehe makasih Reaaan," Lalu Rean memberikan uang nya kepada penjual tersebut.

Selesai dari toko kue tersebut kami berdua duduk di taman. Kami makan kue, kami bercerita, kami tertawa. Aku masih ingat saat makan kue, terdapat bekas selai yang berada di sudut mulutku, Rean dengan sigap membersihkannya. Tiba-tiba suasana menjadi canggung, aku terdiam saat Rean menatap mataku dalam. Rean membuka pembicaraan

"Nasya," panggilnya

"iya Rean ada apa?"

"Aku mau ngomong, boleh?"

"iya Rean, ngomong aja. Emangnya apa?"

"Huhh, aku udah lama Sya nyimpen perasaan sama kamu. Kamu mau ngga Sya jadii yaa tau lah."

Sontak aku terkejut, badanku tiba-tiba bergetar. "Kamu serius Rean? Ngomong kaya gini?"

"Ada muka ku bercanda sya?, aku ga maksa kamu jawab sekarang."

"Yaudah ayo kita jalanin."

Rean terkejut. "AKU DI TERIMA SYA?"

"Hah iya mungkin HAHA."

Rean berdiri dan ia langsung melompat kegirangan seperti anak kecil.

Dan dari hari itu aku memiliki ikatan dengannya. Dia Reandra Mahardika, Hari-hari aku lalui dengan bahagia, hubunganku dengan Rean berjalan bahagia. Cinta di SMA ternyata seindah itu ya, haha maklum cinta monyet. Dan tibalah saat ujian akhir kenaikan kelas. Aku masih ingat sekali, aku dan Rean tak mementingkan ujian kami. Kami terus pacaran, dan tak mementingkan pelajaran. Aku dan Rean tampak bahagia-bahagia saja, kami tak tahu apa penyebab yang akan terjadi, jikalau kami terus berpacaran dan tak mementingkan ujian kami.

Tibalah saat penerimaan rapor, orang tua ku datang. Begitupun orang tua Rean. Sebelumnya aku ingin cerita sedikit, Sewaktu semester 1,2, dan 3 nilaiku dan Rean sangat bagus. Selama 3 semester berturut-turut kami selalu masuk 10 besar. Dan di semester ke-4, Ternyata :

"Nasya, kok nilainya turun? Ada apa nak?" ucap Ibuku yang heran dengan nilaiku.

"Gatau Bu, kayanya Nasya kurang fokus. Maafin Nasya ya Bu, Nasya pastikan nilainya naik Bu"

"iya Nasya, kamu harus lebih fokus yaa, kan katanya mau ngejar cita-cita"

Sudut pandang : Reandra

"Rean, kenapa nilai kamu bisa turun gini? Kamu kenapa?" ucap ibu ku marah

"Maafin Rean Bu, Rean ga fokus belajarnya, Rean sering kecapean Bu."

"Huhh Rean, kamu harus belajar ya nak. Tinggal kan hal-hal yang tidak penting, sama satu lagi jangan pacar-pacaran dulu. Pacaran itu ganggu belajar kamu Rean. Soalnya ibu waktu umur segini emang lagi jatuh cinta monyet, terus nilai ibu turun."

"Huhu iyaa Bu, maafin Rean ya Bu."

Selesai penerimaan rapor, aku dan Rean pulang ke daerah tempat kami tinggal. Saat aku tiba di rumah, Rean menelefonku.

"Halo Asyaaa, kamu uda sampai di rumah?"

"Halo Reaaan, udah ni baru sampai. Tumben nelfon siang, ada apa Rean?"

"Nanti sore, bisa jumpa ga Sya? Ada yang mau aku omongin."

"Ooo bisa-bisa, datang aja ke rumah yaa."

"Okee Asyaa, aku matiin dulu yaa."

"Iyaa Reaan, babaii."

Saat sore tiba, Reandra datang ke rumah. Ia menemuiku di teras rumahku.

"Halo Rean, oiyaa kamu mau ngomong apa?"

"Huhh, aku harus siap. Jadi gini Sya, kamu ngerasa ngga si semenjak kita punya hubungan nilai kita jadi turun. Kita kaya sibuk sama hubungan kita aja dan ngga ngurusin sekolah ataupun belajar kita."

"Iyaa Rean aku juga ngerasa, semenjak punya hubungan kita jadi ga fokus belajar, jadi Rean maunya  gimana?"

"Kalo hubungan kita sampai sini aja gapapa Sya?"

Tak terasa air mata ku membasahi pipiku, aku sedih tapi apa boleh buat. Semua yang Reandra katakan itu benar adanya.

"Gapapa Rean, kita harus bisa fokus demi ngejar cita-cita kita," jawabku dengan suara parau

"aku ga janji sama kamu, tapi aku janji sama diriku sendiri. Setelah ini gaakan ada pengganti, kita harus ketemu lagi ya, pas udah sama-sama di versi terbaik. Aku sayang sama kamu Sya," jawab Rean dengan mata yang berkaca kaca.

"Iya rean, kita ketemu di versi terbaik ya. Pas kita udah sama sama siap buat jalanin semuanya. Aku sayang kamu juga Rean"

Aku dan Rean tetap berteman, bahkan orang tua kami juga saling kenal karna ternyata keluarga Rean pindah ke komplek perumahanku.  Rean masih sering menjemput dan mengantarkan aku sepulang sekolah. Tapi kami tak lagi punya hubungan, kami sama-sama fokus mengejar apa yang kami cita-citakan. Ternyata yang Rean katakan benar, setelah kami putus dan mengurangi kedekatan nilai kami sama-sama naik, dan masuk lagi ke 10 besar.

 1 tahun pun berlalu aku sudah tamat dari SMA dan melanjutkan pendidikan ke universitas ternama yang ada di Bandung, ini adalah kampus impianku. Sedangkan Rean di Jakarta, melanjutkan pendidikan di kampus impiannya Di awal.tahun perkuliahan aku dan Rean masih dekat, kami masih chatingan  masih telfonan sampai akhirnya kami lost contact di tahun ke 2 perkuliahan. Aku hanya mengetahui kabarnya lewat story instagram dan juga whatsapp. Bagaimanapun aku harus terima konsekuensinya kan? Dan inilah konsekuensi jikalau sudah berpisah jauh. Tapi tak apa, aku tak akan pernah lelah mengejar cita-citaku.

 

(7 tahun kemudian)

Alhamdulillah sekarang aku sudah sukses menjadi wanita karier, dan sekarang aku bekerja di Kementerian Agama yang ada di provinsiku. Aku bekerja sebagai Direktorat. Aku kembali ke kampung halamanku, dan di sana sudah banyak sekali perubahan. Dari mulai jalan, gedung, rumah dan masih banyak lagi. Dan di sini pertemuan itu kembali.

Waktu itu, aku berjalan menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat Ashar. Sesampainya di masjid aku bertemu dengan ibunya Reandra. Ibunya tersenyum kepadaku seraya berkata

"Eh Nasya, Masya Allah tambah cantik yaaa. Nasya apa kabar?"

"Eh Ibu, Alhamdulillah Nasya baik Bu. Ibu apa kabar?"

"Alhamdulillah Ibu baik Sya. Udah lama loh kamu ga ke rumah, udah ga pernah main sama Rean lagi ya semenjak kuliah?"

"Hehe iyaa Bu, tapi masih liat-liatan story instagram sama whatsapp  kok Bu."

"Oh gituuu, kapan-kapan main ke rumah ya Nasya, main sama Rean"

"Hehe iya Bu, emangnya Rean lagi libur kerja ya Bu?"

"Iyaa Sya, Rean lagi libur. Nah itu Rean tuh"

 Seketika aku menoleh dan menemukan sosok laki-laki yang selama ini aku tunggu. Teringat semua kembali kenangan-kenangan dahulu, masa-masa yang indah ketika aku bersamanya. Jujur hingga detik ini aku tak pernah melupakannya sedikit pun, dia adalah seseorang yang selalu mengisi hatiku walaupun aku sudah tidak bersamanya lagi. Rean tersenyum kepadaku, lalu menyapaku.

"Halo Asya, apa kabar?"

"Halo Rean, Alhamdulillah baik," tiba-tiba suara iqamah berkumandang.

"Eh udah iqomah, shalat dulu yuk," ajak Ibu Rean kepadaku dan juga Rean.

"oh iya ayo Bu," jawabku.

Keesokan harinya, Ayah dan Ibunya Rean datang ke rumahku pagi-pagi, aku sedikit heran, mengapa orang tua Rean ke rumahku se-pagi ini. Ibu dan Ayah Rean datang menemui Ibu dan Ayahku. Aku menguping pembicaraan mereka dan ternyata :

"Begini Bu, Pak tujuan datangnya saya kesini untuk menanyakan, apakah Nasya sudah memiliki pasangan? Atau ada yang sudah dekat dengan nya?" ucap ayah Rean.

"Sejauh ini belum ada ya Pak, Bu tanda-tanda si Nasya ada calonnya. Emangnya kenapa Bu?" jawab Ibuku. Aku yang mendengarnya terkejut, di dalam batinku bertanya "Mengapa ayahnya menanyakan hal seperti itu?"

"Jadi gini Bu, maksud saya kesini ingin melamar Nasya untuk anak saya Reandra. Karna selama ini saya tanya terus sama Reandra, kamu kapan mau menikah? Dia selalu jawab, Reandra nunggu Nasya bu," jawab ibunya.

Aku yang sedari tadi menguping menangis terharu, karna cinta yang aku pendam sejak kami putus waktu SMA terbalaskan. Jujur hingga detik ini tak ada sedikit pun tentang Reandra memudar di kepalaku.

Ibuku menjawab "kami tidak bisa putuskan Bu, Pak. Yang bisa memutuskan adalah Nasya sendiri, mau atau tidaknya kami tidak memaksakan kehendaknya."

"Nasya," panggil Ayahku. Aku langsung bergegas ke tempat di mana mereka berada. Sesampainya di tempat, aku menyalami Ibu dan Ayah Reandra sembari bertanya

"Ada apa bu? Tadi ibu manggil nasya."

"Ibu mau nanya serius sama Nasya, kan Nasya sekarang udah cukup umurnya. Kalau semisalnya ibu jodohkan kamu dengan Reandra, kamu mau?" ibuku bertanya pelan-pelan.

"Kasih Nasya waktu seminggu buat mikir ya bu, insya allah seminggu kedepan udah ada jawabannya. Nasya mau shalat istikharah dulu bu."

"Baiklah kalau begitu Nasya, kami tunggu jawaban kamu" jawab Ibu Rean sambil tersenyum.

"Yasudah, kalau begitu kami pamit pulang dulu ya Pak, Bu, Sya. Assalamua'laikum," kata ayah Rean kepada kami sekeluarga.

"Wa'alaikumsalam Pak,Bu," jawab aku, Ayah, Ibu secara serempak.

 Selama hampir seminggu aku tak selera makan, karna terus memikirkan hal tersebut. Karna sudah lama aku tidak tahu apa-apa tentang Reandra, dan dengan tiba-tiba ibu dan ayahnya datang untuk melamarku. Setiap hari aku selalu shalat istikharah, shalat tahajud, dhuha, sunnah, dan shalat 5 waktu yang tak pernah tinggal. Seusai shalat aku terus berdo'a untuk di bukakan pikiran dan hati, dan aku selalu berdo'a kepada Allah SWT untuk menunjukkanku pilihan yang benar. Akhirnya aku punya jawaban yang mantap untuk mengatakan pada Rean dan orang tuanya.

Waktu seminggu yang di berikan sudah habis, Hari ini bertepatan pada tanggal 24 April 2023 aku menjawab pertanyaan berat yang di berikan Ibu dan Ayah Rean seminggu yang lalu. Ibu dan Ayah Rean datang, tak hanya mereka berdua, mereka juga mengajak Reandra untuk menemuiku.

"Assalamualaikum," Ibu Rean menggedor pintu rumahku.

"Wa'alaikumsalam," jawab Ibuku dari dalam rumah, kemudian Ibuku membuka pintu rumahku dan mempersilahkan mereka duduk.

"Silakan duduk Bu, di minum dulu tehnya," kata ibuku.

Lalu aku datang bersama Ayahku ke ruang tamu yang di sana ada Ibuku, Ibu Rean, Ayah Rean, dan juga Rean.

"Jadi gimana Nasya? Kamu sudah ada jawabannya?" Ayah Rean membuka pembicaraan kami.

"Insya Allah sudah ada pak," jawabku dengan gemetar.

"Jadi apa jawabannya?" tanya Ibu Rean.

"Bismillah, Nasya mau Bu menikah sama Reandra."

Serempak Ibu Rean, Ayah Rean dan Rean menjawab "Alhamdulillah ya Allah."

Dan pernikahan kami di selenggarakan bulan depan sesuai dengan tanggal yang di tetapkan. Kalau kata Ayah Rean "Ngga baik di tunda-tunda, jadi kita percepat aja ya pernikahannya"

26 Mei 2023

Alhamdulillah bertepatan di hari ini aku dan Rean sudah sah menjadi sepasang suami istri. Sewaktu Ijab Qabul semuanya berjalan lancar. Kami mengadakan resepsi pernikahan besar-besaran karna kami berdua sama-sama anak tunggal. Sewaktu di pelaminan kami berdua sedikit berbincang-bincang, dan perbincangannya seperti ini :

"Kamu tambah cantik Sya, dari tadi kaki aku gemeter liatnya," ucap Rean menggodaku.

"Ih udah Rean, Kamu udah berapa kali sih ngomong itu dari tadi, lama-lama make up aku krek gara-gara senyum-senyum terus," ucapku dengan nada kesal.

"Haha, lucu sekali istriku ini."

"REAN UDAAAH!" ucapku dengan nada yang meninggi.

"Ternyata pertemuan selanjutnya itu benar adanya ya Sya. Jujur aku setiap hari selalu berdo'a sama Allah, di pertemukan sama istri dari keluarga baik-baik dan orangnya juga baik-baik. Tapi dalam hati aku selalu nyebut nama kamu Sya, tapi ga aku lontarkan secara langsung."

"Aku juga selalu do'ain kamu Rean, do'ain kamu yang baik-baik, do'ain kamu jadi orang sukses. Aku juga selalu minta sama Allah biar di pertemukan sama suami yang baik, sholeh, penyayang, ah semuanya pokoknya aku minta. Dan ternyata aku dapatnya kamu hahaha, Alhamdulillah ya Allah."

 Aku kira pertemuan sewaktu SMA adalah pertemuan terakhir kita. Ternyata pertemuan di versi terbaik itu benar adanya. Allah mempertemukanku dengan Reandra sewaktu kami sudah sama-sama siap dan sama-sama matang. Jodoh itu sudah di tetapkan sama Allah, jika kau memang di takdirkan untuknya maka sejauh apa pun kau pergi, kau akan kembali padanya. Aku juga sangat berterima kasih kepada Kiala, sahabatku sedari kecil. Terima kasih ya Kia, kamu sudah memperkenalkanku pada Reandra Mahardika. Jujur aku tak menyangka Rean, kamu masih menungguku selama 8 tahun lamanya. Terima kasih, aku mencintaimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun