Terutama ketika misalnya mengintroduksi varietas tanaman pangan baru. Â Kondisi iklim dan tanah di kampung-kampung ini tidak sesuai dengan kondisi iklim dan tanah dimana varietas tersebut diproduksi. Â Dibutuhkan adaptasi tanaman dalam rentang waktu yang panjang, termasuk adaptasi pengetahuan dan ketrampilan petani dalam budidaya varietas baru tersebut.
Ada sebanyak 236 orang petani tradisi dari kabupaten Kapuas Hulu dan Melawi yang berdiskusi tentang Standar penjaminan mutu beras organik ini. Namun memang pemahaman atas standar penjaminan mutu beras organik masih sangat terbatas. Â
Hal ini memang sangat mudah dipahami karena memang para petani pangan ini berproduksi hanya untuk kebutuhan subsisten, tidak bersentuhan dengan pasar atau konsumsen diluar kampung mereka.Â
Sebagian besar pangan mereka, terutama beras masih disuplai dari luar kampung. Produksi padi mereka semakin hari semakin menurun hasilnya karena iklim yang semakin sulit diprediksi dan semakin rusaknya eksosistem hutan disekitar kampung mereka yang mempengaruhi kestabilan iklim mikro yang dapat menunjang produksi pertanian mereka. Â
Kelembagaan Petani untuk Mutu Beras Kampung Â
Kelembagaan petani di kampung akan semakin menguat dengan adanya upaya yang serius dan kuat dari parapihak, pemerintah daerah dan kelembagaan non pemerintah lainya untuk mensinergiskan kelembagaan, tentunya beserta program mereka dengan kelembagaan ditingkat petani. Â Â
Faktanya di lapangan, sinergi tersebut belum terbangun dengan baik. Â Manajemen perencanaan dan implementasi program pada berbagai pihak seringkali tidak dapat disingkronkan atau mungkin dugaan lain memang belum menjadikan isu sinergitas ini sebagai isu penting.
Semangat korps dan ego sectoral sepertinya masih kuat membelenggu gerak Langkah menuju sinergis tersebut. Diperlukan individu-individu pendobrak ataupun martir yang berfungsi untuk membangun semangat bersama untuk memajukan kelembagaan petani tersebut.Â
Dari proses pelatihan dan konsultasi yang dilakukan dalam kaitan dengan penguatan  kelembagaan atau organisasi petani adalah Pelatihan Internal Control Sistem (ICS). Pelatihan singkat ini mengajak petani untuk bagaimana menjaga dan mengawasi mutu produk pertaniannya agar sesuai dengan kebutuhan pasar.  Standar atau Aturan Organik Internal Kelompok adalah salah satu point penting, selain Komposisi Kepengurusan. Â
Dari 4 Desa yang mengikuti pelatihan, telah disusun standar organik Internal kelompok ICS di masing-masing desa yang menjadi panduan pengurus ICS dan anggota untuk melakukan pengawasan produk yang dihasilkan oleh petani-petani anggota.
 Dari proses pelatihan yang dilakukan di 5 Desa, telah terdeteksi kelembagaan petani yang diharapkan dapat menjadi cikal bakal kelembagaan ICS Beras Kampung yang dapat dijadikan media untuk mengontrol mutu produk yang dihasilkan oleh petani-petani di desa-desa tersebut. Â