Mohon tunggu...
Rasawulan Sari Widuri
Rasawulan Sari Widuri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang berbagi hal yang menarik dengan orang lain

Jakarta, I am really lovin it !

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Beda Konten, Master Chef Indonesia Vs Master Chef Australia

12 Januari 2020   16:52 Diperbarui: 12 Januari 2020   16:54 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Memasak bukanlah hobi saya. Makan bukan hobi saya pula. Namun berdasarkan kacamata saya yang awam, saya ingin membandingkan konten dari tayangan tentang kompetisi memasak, Master Chef.

Master Chef adalah kompetisi memasak yang diikuti oleh orang yang memang berbakat dalam memasak. Mirip dengan kompetisi menyanyi, menari ataupun menulis. Memang saya tidak bisa memasak dengan enak namun acara master chef ternyata dapat menyihir saya dan membuat saya berpikir bahwa masakan sangat identik dengan seni. Seni memasak.

Berdasarkan  beberapa sumber, master chef dapat membangkitkan mimpi seorang peserta untuk dapat memasak makanan yang enak dan pantas disajikan kepada orang lain. Dan master chef memungkinkan pesertanya untuk dapat mengembangkan karir yang dimulai dari hobi. 

Terbukti banyak peserta dari Master Chef Australia yang sukses membuka restoran dan bekerja sebagai chef di hotel berbintang lima. Di Australia, Master Chef menjadi salah satu ajang yang selalu ditunggu setiap tahun oleh semua orang yang memang berbakat dan hobi memasak.

Beberapa minggu ini saya mulai menonton tayangan Master Chef Indonesia Season 6 di RCTI setelah hampir 3 tahun saya tinggalkan. Ada beberapa juri yang sudah tidak hadir di season sekarang. 

Dan yang bertahan hanyalah Chef Juna. Salah satu chef yang membuat perubahan besar dalam cara pandang seorang chef. Bahwa seorang Chef bisa juga seorang pria macho dan bukan pria yang kemayu alias kewanita-wanitaan.

Berdasarkan pengamatan saya, ada dua perbedaan konten yang cukup besar antara tayangan Master Chef Indonesia dan Australia yang saat ini memasuki season 11.

Pertama adalah peserta Master Chef. Master Chef Australia berisi orang dari berbagai profesi,  berbagai umur, berbagai bangsa  dan berbakat. Bahkan di beberapa season terdapat pula orang Indonesia. Termasuk di season 11, terdapat peserta perempuan dari Banjarnegara yaitu Tati. Dia berhasil lolos sampai dengan 9 besar.

Master Chef Indonesia pun berisi orang dari berbagai profesi, berbagai umur, berbagai suku namun kurang banyak yang berbakat. Kenapa kurang berbakat? 

Hal ini terlihat dari sejumlah masakan yang menuai kritik dari para juri. Mulai dari rasa, penampilan bahkan management waktu pada saat memasak. Bahkan beberapa harapan dari peserta adalah juri tidak memuntahkan masakannya. Fatal bukan ?

Kedua adalah pendapat yang disampaikan oleh juri. Saya sebenarnya tidak tahu hal apa yang didapatkan oleh peserta selama karantina di Master Chef Indonesia. 

Seyogyanya peserta belajar tentang teknik dan karakter makanan mulai dari awal. Jika hal ini dapat diserap dengan baik, maka ditambah dengan bakat yang dimiliki, hasilnya akan klop dalam kompetisi ini.  

Namun dalam setiap tayangan, lebih banyak juri yang berpendapat bahwa peserta tidak dapat mempadu-padankan bahan makanan sehingga rasanya tidak pas. Dalam satu segmen, mungkin hanya 25% masakan peserta yang diberi pendapat bagus oleh semua juri.

Sedangkan dalam tayangan Master Chef Australia, justru 25% masakan peserta diberi pendapat kurang bagus dari juri. Hanya terdapat sedikit sekali kekurang dalam masakan peserta. Misalnya hanya sedikit kurang matang, kurang manis. Secara keseluruhan masih dapat dimakan namun tidak enak.

Tayangan televisi adalah salah satu hal yang dapat memberikan pengaruh dalam kehidupan kita. Dan perbedaan ini memberikan pengaruh yang berbeda bagi saya. 

Pada saat melihat Master Chef Australia, saya merasa bahwa setiap makanan dapat menjelma menjadi masakan yang indah dan enak. Saya takjub dengan kemampuan semua peserta. 

Mereka memasak dengan bakat yang sudah dimiliki ditambah dengan pelajaran selama di Master Chef sehingga masakan dapat begitu indah dilihat dan begitu enak dinikmati.

Berbeda pada saat melihat Master Chef Indonesia, saya merasa bahwa masakan yang disajikan sangatlah jauh dari masakan indah dan enak. Peserta hanya menggunakan feeling dalam memasak tanpa mengetahui esensi dari setiap bahan makanan. 

Dan sempat saya berpikir, apakah semua orang Indonesia yang pandai memasak tidak mencoba mengikuti kompetisi ini sehingga kita dapat pula melihat tayangan yang sama berbobotnya dengan tayangan di luar negeri. 

Semoga saja di season selanjutnya konten dan peserta Master Chef Indonesia dapat lebih baik. Semoga saja!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun