Setibanya aku di jalan raya, hari sudah sore. Sepertinya aku harus beristirahat sebelum kembali melanjutkan perjalananku pulang. Kutelusuri jalan mencari tempat untuk aku beristirahat malam ini.Â
Tak berapa lama aku temukan sebuah gubuk kecil, sepertinya bekas pedagang yang sudah lama tidak digunakan, aku bisa istirahat disini malam ini.Â
Kurebahkan tubuhku di balai bambu untuk menghilangkan lelahku. Kubuka bekal makanan yang diberikan oleh Bu Dewi untuk aku nikmati sebagai makan malamku kali ini.Â
Sambil menikmati makan malamku, timbul pertanyaan dibenakku, apakah kedua orang tuaku masih menunggu aku. Karena sudah setengah tahun aku meninggalkan mereka.Â
Semoga saja mereka masih mau menerimaku, karena kepergianku saat itu juga tanpa ijin mereka. Aneh memang di era modern seperti ini, aku tidak bisa berkomunikasi dengan kedua orang tuaku.
Setelah hilang lelahku, pagi ini aku lanjutkan perjalananku untuk pulang ke rumahku. Berbekal sisa uang yang ada, aku menghentikan angkot yang melintas. Sebuah angkot warna biru ciri kas angkot menuju ke Ibukota, berhenti di depanku.Â
Seketika langsung aku naik dan karena masih pagi tidak banyak penumpangnya. Ada 2 orang ibu-ibu yang nampaknya pedagang sayuran yang akan menjual hasil kebunnya.Â
Tak lama tibalah angkot ini di tujuan akhirnya, Terminal Parujaya. Terminal besar yang ada bus-bus besar juga disini. Bus dengan berbagai tujuan sudah berada di jalur keberangkatan.
Bersambung....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H