Mohon tunggu...
Rarin Oktovani
Rarin Oktovani Mohon Tunggu... -

Lihat n kenali......:)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentangku

3 November 2013   19:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:38 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku melihat kecoa mati yang bergerak-gerak diusung semut-semut di bawahnya

Aku mencium bau menyengat walang sangit yang meloncat kesana kemari

Aku mendengar suara jangkerik bernyanyi nyaring seolah tampil di panggung

Aku merasakan lidahku asam karena lepas dari rokok beberapa lama

Aku menggigil oleh dingin yang menusuk kulit dan membuat telapakku pucat pasi

Panca inderaku masih peka melihat, mencium, mendengar, mengecap, dan meraba

Namun otakku buntu dan hatiku beku untuk menemukan jalan keluar

Jeruji besi membentang di hadapanku tanpa aku bisa berbuat dalam penyesalan

Kenikmatan sesaat yang menyeretku dalam sepi malam di ruangan pengap

Hanya meninggalkan sisa getir pahit yang tak bertepi

Akhirnya aku hanya terkulai tak berdaya dalam sebuah penantian kebebasan

03112013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun