[caption caption="Ibu tambal ban (Dok.Pri)"][/caption]
Aku hanya kebetulan bertemu
Melihatnya dari jauh membuatku mengelus dada sekaligus bangga
Â
Ia terampil mengganti ban yang bocor
Dengan telaten ia kerjakan nyaris sepeti para lelaki lakukan
Mengisi angin pun ia kerjakan
Demi selembar seribuan dari tiap ban
Â
Kehidupan memaksanya bekerja apapun
Tapi ia tetap ikuti apa aturan agama
Asal halal, kerja apapun jadi
Meskipun bukan perkerjaan para kartini
itu jadi urusan nomer sekian
Perut dan pendidikan anak-anaknya jauh lebih penting
Anggapan sosial pun tak ia pedulikan
Â
Menggugu omongan orang tak membuat perutnya kenyang
yang ia tahu uang datang dari cucuran keringatnya
hasil mengupayakan harapan Â
agar anak-anaknya tak hanya hidup dalam angan
bisa kerja dan hidup layak seperti orang kebanyakan
Â
*Terinspirasi dari kisah nyata, tukang tambal ban yang saya temui didaerah Tidar, Malang.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H