Mohon tunggu...
Raras Faiqa
Raras Faiqa Mohon Tunggu... Freelancer - History Enthusiat

Hanya Manusia Biasa Dan Haus Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Geronimo, Pejuang Legendaris Suku Apache yang Tak Pernah Menyerah

20 November 2024   14:09 Diperbarui: 20 November 2024   14:20 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Geronimo (Tengah), Eva Geronimo (Putri Geronimo, Kiri depan) dan Zi-Yeh  (Istri ke 6 Geronimo, kanan depan) di Oklahoma, AS (Sumber: AiCH)

Bagaimana seorang pria dengan kelompok kecilnya mampu menentang dua kekuatan besar selama bertahun-tahun? Geronimo, pemimpin suku Apache, membuktikan bahwa keberanian dan keteguhan hati dapat menjadi senjata yang paling mematikan. Siapa sebenarnya Geronimo, dan bagaimana ia menjadi simbol perlawanan penduduk asli Amerika?

Awal Kehidupan Geronimo: Dari Goyaale ke Geronimo

Geronimo lahir sekitar tahun 1829 di wilayah yang kini menjadi perbatasan antara Arizona dan New Mexico. Nama aslinya, Goyaale, berarti "Dia yang Menguap" dalam bahasa Chiricahua Apache. Ia adalah anggota suku Bedonkohe, salah satu kelompok dari konfederasi Apache Chiricahua. Kehidupan awalnya dipenuhi dengan nilai-nilai keberanian, kemandirian, dan kehormatan, yang menjadi fondasi perjuangannya kelak. 

Namun, tragedi besar melanda hidupnya pada tahun 1851. Dalam serangan brutal oleh pasukan Meksiko di kamp Apache, istri, ibu, dan ketiga anak Geronimo dibunuh. Kejadian ini membakar amarah dan semangat perlawanan dalam dirinya, menjadikannya seorang pejuang yang bertekad melindungi rakyatnya dari ancaman penjajah. 

Geronimo memakai War Bonnet di kepala nya (Sumber: eBay)
Geronimo memakai War Bonnet di kepala nya (Sumber: eBay)

Perjuangan Melawan Penjajah

 

Sebagai pemimpin suku Apache, Geronimo dikenal karena kepemimpinannya yang berani dan kecakapannya dalam taktik perang gerilya. Ia memimpin kelompok kecil prajurit Apache melawan pasukan Meksiko dan Amerika Serikat yang jauh lebih besar dan lebih lengkap persenjataannya. 

Geronimo dan pasukannya menggunakan medan gurun yang sulit untuk melancarkan serangan kilat terhadap pos-pos militer dan pemukiman penjajah. Mereka kemudian melarikan diri ke pegunungan atau wilayah terpencil, membuat pasukan lawan sulit melacak mereka. 

Selama lebih dari dua dekade, Geronimo menjadi momok menakutkan bagi penjajah dan simbol kebebasan bagi rakyat Apache. Perjuangannya mencapai puncak pada tahun 1880-an ketika ia menjadi salah satu pemimpin terakhir yang melawan kebijakan pemukiman kembali dan perampasan tanah adat oleh pemerintah Amerika Serikat. 

Akhir Perlawanan dan Kehidupan dalam Pengasingan

Pada tanggal 4 September 1886, setelah bertahun-tahun berperang, Geronimo akhirnya menyerah kepada pasukan Amerika Serikat. 

Penyerahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Kelelahan Perang

   Geronimo dan kelompok kecil pengikutnya terus-menerus dikejar oleh pasukan AS dan Meksiko selama bertahun-tahun. Mereka harus bertahan di medan yang keras tanpa cukup makanan dan persediaan. Kelelahan fisik dan mental menjadi faktor utama.

2. Jumlah Pasukan yang Tidak Seimbang

   Pasukan AS yang mengejar Geronimo jauh lebih besar, dengan ribuan tentara serta bantuan dari pengintai suku Apache yang telah bergabung dengan AS. Kelompok Geronimo hanya terdiri dari sekitar 30-50 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

3. Tekanan terhadap Komunitas Apache

   Pemerintah AS menahan banyak anggota suku Apache di reservasi dan mengancam akan memperlakukan mereka dengan lebih buruk jika Geronimo tidak menyerah. Tekanan terhadap komunitasnya menjadi beban moral bagi Geronimo.

4. Janji dari Pemerintah AS

   Geronimo menyerah dengan syarat bahwa dia dan kelompoknya akan dipindahkan ke reservasi yang aman. Namun, janji ini tidak sepenuhnya dipenuhi; mereka malah ditahan sebagai tawanan perang selama bertahun-tahun.

5. Strategi Jenderal Nelson A. Miles

   Jenderal Nelson A. Miles, yang memimpin operasi pengejaran, menggunakan pendekatan taktis dengan melibatkan pengintai suku Apache dan terus menekan Geronimo tanpa memberi waktu untuk beristirahat. Strategi ini akhirnya membuat Geronimo tidak punya pilihan selain menyerah.

Geronimo beserta tawanan perang Indian Apache di Florida, Amerika Serikat (Sumber: Florida Memory)
Geronimo beserta tawanan perang Indian Apache di Florida, Amerika Serikat (Sumber: Florida Memory)

Meski hidup sebagai tawanan, Geronimo tetap menjadi sosok yang menarik perhatian publik. Ia sering diundang ke acara-acara besar, seperti Pameran Dunia St. Louis pada tahun 1904, di mana ia menjual suvenir dan menceritakan kisahnya kepada para pengunjung. Namun, ia tetap menyimpan penyesalan mendalam atas penyerahannya, mengatakan bahwa ia lebih memilih mati daripada kehilangan kebebasan. 

Geronimo meninggal pada 17 Februari 1909 akibat pneumonia di Fort Sill. Ia dimakamkan di sana, tetapi semangatnya terus hidup sebagai simbol perlawanan yang tak pernah padam. 

Makam Geronimo (Tengah), Eva Geronimo (Putri Geronimo, Kiri depan) dan Zi-Yeh  (Istri ke 6 Geronimo, kanan depan) di Oklahoma, AS (Sumber: AiCH)
Makam Geronimo (Tengah), Eva Geronimo (Putri Geronimo, Kiri depan) dan Zi-Yeh  (Istri ke 6 Geronimo, kanan depan) di Oklahoma, AS (Sumber: AiCH)

Warisan Geronimo: Simbol Keberanian dan Kebebasan

Geronimo adalah lebih dari sekadar seorang pemimpin perang. Ia adalah simbol keteguhan hati dan semangat untuk melindungi tanah leluhur, budaya, dan rakyatnya. Nama "Geronimo" telah melampaui sejarah, menjadi inspirasi bagi banyak orang yang memperjuangkan hak-hak mereka. 

Hingga kini, nama Geronimo dikenang sebagai pengingat akan pentingnya mempertahankan identitas, kebebasan, dan martabat, meskipun menghadapi kekuatan yang jauh lebih besar. Dalam setiap perjuangan melawan ketidakadilan, semangat Geronimo selalu hadir, menginspirasi generasi baru untuk tidak pernah menyerah. 

Geronimo adalah bukti bahwa keberanian sejati bukan diukur dari kemenangan, tetapi dari kesediaan untuk terus melawan demi apa yang benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun