Mohon tunggu...
Rara Safembrik
Rara Safembrik Mohon Tunggu... Lainnya - Marketing Support di PT Samudera Luas Paramacitra

Pembuat Brosur, Katalog, Website, Social Media, E-procurement dan Pendokumentasi kegiatan di PT Samudera Luas Paramacitra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perginya Sahabat Berbaret Magenta, Penghibur Yang Selalu Brilian & Penyayang

27 Desember 2022   10:18 Diperbarui: 27 Desember 2022   14:38 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulailah intensitas kita berdua menurun, sudah jarang bertemu. Tapi kalau sekali bertemu obrolan kita sudah mulai berbobot apalagi ketika itu ada teman baru kami yang agak dewasa, kebetulan dia lebih tua dari kami 5 tahun. Dia berpengalaman soal kerasnya hidup. Namanya mas Didik Ari Prihtiardi. Kadang kita suka mendengarkan nasehat-nasehatnya. Dan sampai sekarang aku dan Mas Didik kerap vc whatsapp untuk sekedar ngobrol ngalor-ngidul. 

Setelah itu Dawis berhenti bekerja d Kamra karena memang program itu selesai. Singkat cerita Dawis menikah dengan Dian. Gadis yang ia temui di tempat kerjanya yang baru di Kemayoran Golf. Kami teman-temannya juga sempat mengantarkan nya ke rumah istrinya. 

Setelah ini kita sudah terpisahkan secara fisik, aku di Cirebon & Dawis katanya di Karawang. Tepatnya di Teluk Jambe, menurut Juhana -adik kandung Dawis-sebelum di Teluk Jambe, Dawis sempat tinggal di Sunter lagi dengan mengontrak rumah. Tapi itu tidak berlangsung lama karena ia diterima bekerja di Teluk jambe, Karawang sebagai sebagai Sekuriti di Perum Peruri. 

Lagi menurut Juhana, Alm Dawis sebenarnya menderita sakit atau mulai melemah setelah ibunya meninggal dunia.
"Sering bolak-balik rumah sakit, Ra! Tapi sebentar aja abis itu sehat lagi".

Itu sangat sering terjadi kata Juhana. Hanya saja 3 Bulan belakangan kondisinya sudah agak tidak bagus. Terlebih saat mulai-mulai muntah darah, sampai akhirnya dokter menvonis Dawis menderita sakit Lambung kronis. 

Dan puncaknya pada malam 12 desember 2022, menurut Juhana, Ia menerima telepon dari istri Alm bahwa Kakaknya kritis dan menghembuskan nafas terakhirnya pada malam itu. 

(Sumber Photo : Galeri di HP Safembrik)
(Sumber Photo : Galeri di HP Safembrik)

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un telah berpulang kawan kami sahabat kami ke ilahirobbi. 

 Allohummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu   

 (Tulisan ini belum semua cerita yang tersampaikan, masih banyak sebenarnya cerita-cerita kami bersama Almarhum Dawis Lana Hidayat, Semoga beliau diterima disisiNya, diampuni segala kesalahannya, diterima amal ibadahnya. Diberikan kesabaran bagi keluarga yang ditinggalkan) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun