Hembusan angin menerpa lembut di rona wajah ini...
Butiran debu riuh berlarian tebarkan polusi...
Panas terik matahari begitu dalam menyengat kulit...
Bisingnya kehidupan kota menghimpit seluruh jiwa serta raga ini...
Â
Duh, sakit...
Ia tak lagi ramah...
Ia tak lagi peduli...
Begitu kejam, tega...
Seakan ingin membinasakan...
Â
Beginikah sekarang???
Duniaku... Dunia yang dulu menyejukkan raga ini...
Dunia yang dulu menyapa riang tubuh ini...
Yang dulu menghadirkan ketenangan ketika dipeluknya...
Kini tak lagi seperti dulu...
Â
Ia berikan seribu kekerasan...
Ia bisikkan seribu dan berjuta kejahatan...
Ia tunjukkan kebengisannya pada yang lemah...
Ia sembunyikan kejujuran...
Ia jual harga dirinya...
Ia kehilangan hati nurani dan jati dirinya...
Ia berikan kasih sayang bertaburkan duri,
Ia lepas rengkuhannya pada yang lemah...
Â
Dunia...
Ibarat berakhirnya segala sesuatu untuk berawalnya sesuatu...
Kau pandang aku bagaikan mimpi-mimpi gersangmu...
Dunia memandangku seperti metafisika...
Oh Dunia...
Tak mengapa bagi raga ini terhapuskan oleh zaman...
Dan sisakan tulang-tulang yang patah...
Biarkan terbebas dari mata dunia yang tak lagi merengkuh jiwa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H