Namaku sebentar sirna
Menunggu bayang maut mencerabut
Nyawaku yang satu ini
Tinggalkan raga
Tinggalkan cintaku kepadamu
Kau
Yang setia merentang masa
Dengan setetes air
Pemuas dahagaku
Kau
Satu-satunya yang kupunya
Cintaku!
*) Puisi ini dipersembahkan untuk seseorang yang kehilangan orang tercinta setelah menderita gagal ginjal dua tahun lamanya.
2 Juni 2016 -- Rara
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!