Mohon tunggu...
Rara Avis
Rara Avis Mohon Tunggu... -

Pembaca Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Enyahlah dari Singgasana Itu

17 November 2015   14:37 Diperbarui: 17 November 2015   16:28 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Burung Hantu Langka FIndlandia | Foto: finnature.com"][/caption]

Aku burung langka

Kujelajahi semua benua dan samudera

Kusinggahi garis katulistiwa

Kuselami kerak dunia

Tak ada yang lebih indah dari persada nusantara

 

Sayang, kulihat manusia serigala

Memakai bulu domba dan tak segan berjumawa

Tak menampik pekik mencabik

Jati diri seharga manik

Lupa muruah ageng bestari

Abilasa dan angkara durjana

Tampak nyata dalam adibusana dan adidaya rupeksa

 

Setya?

Pada apa?

Sakti?

Apa gerangan rupanya?

Singgasana rakyat

Kau jadikan keset kaki

Cendekia tak beda jalma berotak dengkul

Hartakara itu tuhanmu

 

Malu aku melihatmu

Kasihan pada pemujamu

Meratap, mendekap kaki busukmu

Kau! Yang mampu mengeluarkan air mata buaya.

Kau, berwastra emas bertingkah melata.

Enyahlah dari istana itu.

Aku burung langka kan mematukmu.

Dalam dengkur tidurmu.

(Rara Avis)

Puisi sebelumnya:

http://www.kompasiana.com/rara_avis/pesan-ayah_56463804c4afbd331247148b

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun