"Terus, orang tuaku yang asli ada dimana Pak?" Tanya Purna.
"Bapak juga tidak tahu Pur." Jawab Pak Wik
"Sekarang, kalau Purna mau kembali kepada orang tua Purna yang asli, Bapak akan mencarinya sampai ketemu." Tambah Pak Wik.
Setelah percakapan tersebut, mereka bersiap-siap untuk kembali ke rumah. Pak Wik masih berusaha untuk menenangkan diri, dan Purna, masih belum bisa terlalu banyak berkata-kata. Setelah hujan sudah mulai reda, mereka berangkat untuk kembali ke rumah. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Mungkin, ini adalah hari terlelah mereka karena telah mendapatkan suatu hal yang tak pernah mereka bayangkan.
Tiba-tiba, ada mobil Honda putih yang berhenti di tempat mereka istirahat tadi. Purna dan Pak Wik bingung dengan apa yang akan dilakukan orang yang ada di dalam mobil itu. Saat mereka mencoba untuk mengamati mobil itu, ada sepasang suami istri muda yang keluar dari mobil itu dengan membawa bunga. Mereka tak mengerti dengan apa yang dilakukan pasutri itu. Pak Wik mencoba untuk menanyai mereka, siapa tau mereka sedang mencari alamat.
"Permisi, bapak mau ngapain ya? Mau mencari alamat rumah orang?" Tanya Pak Wik.
"Oh enggak Pak, kami mau menaruh bunga ini di depan toko ini." Jawab bapak itu.
"Lho, buat apa ya Pak kalau boleh tahu?" Tanya Pak Wik.
"Untuk mengenang anak kami yang menghilang 10 tahun yang lalu pak, dia menghilang di depan toko yang telah tutup seperti ini. Makannya, kami mau mengenang anak kami tersebut dengan menaruh bunga di setiap toko yang telah tutup." Jawabnya
Pak Wik kaget dengan jawaban bapak itu, lalu dia mencoba mengeluarkan selimut yang dipakai oleh Purna. Saat selimut itu diperlihatkan kepada mereka......
"Lho.... Bukannya itu selimut milik Bintang, Mas?"Â