Mohon tunggu...
Raphael Pascal Dyandra
Raphael Pascal Dyandra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Seorang Pelajar

Sepeda, audio, kopi, fotografi, apa ajalah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Toleransi di Tengah Sarung: Merangkul, Berbagi, dan Rayakan Iman Kita

23 November 2024   21:53 Diperbarui: 23 November 2024   23:34 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap malam setelah makan malam, para santri berkumpul di lapangan untuk belajar Bahasa Inggris. Para Kanisian diajak untuk mengajarkan para santri memperkaya kosakata dan tata kalimat Bahasa Inggris. Yang menariknya, ustaz memberikan contoh dengan mengulang kosakata sehingga lebih mudah dipahami para santri.

Setelah sesi ini, kami semua masuk ke kelas mengaji al-Quran. Para santri juga antusias untuk mengajarkan tata cara dan aturan dalam agama Islam. Kebersamaan dan berbagi ilmu memperkuat rasa persatuan di tengah perbedaan.

Para santri melakukan Sholawatan (Dokumentasi Pribadi)
Para santri melakukan Sholawatan (Dokumentasi Pribadi)

Meresapi Makna Ekskursi

Pengalaman ekskursi adalah sebuah pengalaman yang berharga. Kami belajar menghidupi nilai toleransi secara langsung atau turun ke lapangan. Kami juga belajar beradaptasi di lingkungan dan kultur yang sangat berbeda dengan keseharian kami.

Menurut saya, nilai toleransi paling mudah diimplementasikan dengan cara menerima dan menghargai. Apabila tidak bisa membantu dengan aksi, cara terbaiknya adalah tidak mengganggu.

"Not all of us can do great things. But we can do small things with great love" - Bunda Teresa

Salah satu narasumber seminar lintas agama di pondok pesantren kami mengatakan, "kita sama-sama manusia, makan nasi, ya tidak perlu bertengkar karena sebuah perbedaan. Justru perbedaan ini yang menjadi keunikan di tengah-tengah masyarakat". Hal ini semakin meyakinkan saya untuk kita manusia sepantaran di mata Tuhan Yang Maha Kuasa, jadi tidak perlu berdebat ajaran mana yang paling benar.

Selain itu, kebersamaan dengan para santri membangun persahabatan antar umat beragama. Justru para santri ini yang paling dekat dengan kami selama kegiatan ekskursi. Kami menjadi saling mengenal agama satu sama lain karena mereka. Merekalah yang menjadi wajah toleransi bagi kami.

Toleransi diibaratkan sebagai sarung, yang "menyatukan" antara kedua kaki yang berbeda. Kaki kanan dan kaki kiri sudah pasti berbeda, tidak ada yang 100% sempurna simetris. Sama seperti kita yang hidup di tengah-tengah perbedaan, toleransi mengikat kita untuk berjalan atau mencapai menuju tujuan kita bersama.

Kanisian bersama santri putra (dokumentasi pribadi)
Kanisian bersama santri putra (dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun