Keempat, entah bagaimana cara Bang Rudy punya ide sekeren ini, kita akan dibawa melihat legenda Siluman Ular Putih dari sisi yang berbeda. Yang awalnya manis dan romantis langsung berubah 180 derajat menjadi  mengerikan. What If  di sini tersusun dengan rapi da.
Terakhir, karena ini adalah novel kedua Bang Rudy yang saya baca, ada muncul perbandingan dengan novel pertama beliau berjudul Berdansa dengan Kematian. Perbandingan ini sebenarnya tidak sepadan karena dari segi premis dan pendekatan saja sudah berbeda. Tapi, kalau kalian suka yang mistisnya kental banget, ditambah dengan cerita tragis dan berdarah-darah, saya lebih merekomendasikan Berdansa dengan Kematian. Sedangkan kalau kalian cari ide cerita ala detektif dengan balutan cerita mitologi dan supranatural, novel Qi-Sha: Tujuh Bintang Petaka ini malah terasa lebih kuat. Novel ini kayaknya juga lebih aman buat kalian yang nggak begitu suka dengan darah dan pembantaian.
Sebagai penutup, lagi-lagi saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Bang Rudy karena sudah beri kesempatan untuk ikut berpetualang menyingkap misteri batu Qi-Sha. Pengalaman membaca yang sangat memuaskan saya. Semangat berkarya bang Rudy, ditunggu karya-karya keren berikutnya.
     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H