Terima kasih kepada Mas Andri Sonda untuk desain sampul dan ilustrasi yang super keren. Sosok mistis Bai Suzhen alias Siluman Ular Putih benar-benar menunjukkan taringnya. Mas Andri bisa menggambarkan Bai Suzhen yang cantik, berkharisma sekaligus dingin dan kejam memberikan kengerian kalau diperhatikan lama-lama. Visual Bai Suzhen sangat membantu saya membayangkan entitas tersebut saat kemunculannya dalam cerita.
Ilustrasinya juga keren. Mas Andri menunjukkan keseriusan di dalam memahami isi cerita dan memvisualisasikan dengan apik.
Satu lagi, pembatas buku yang kutebak adalah mantra Qi-Sha. Saya berasa ikut menyimpan kertas kuning berisi mantra tersebut hahaha.
Penokohan
Seperti biasa Bang Rudy suka sekali memasukkan rekan-rekan kompasianer menjadi karakter dalam ceritanya. Sebut saja Lintang Ayu, Tomi, dan Felix Sitorus yang jadi tim paranormal pemburu hantu di cerita ini, kemudian ada Aki Hensa penjaga klenteng dan mungkin beberapa nama yang belum kukenal sebelumnya, tetapi dimunculkan di sini.
Jadi, mari kita kenalan dengan karakter-karakter yang ada di novel ini.
- Suci Arkadewi: Seorang perempuan yang pengen sekali tampil di tivi sebagai pembaca berita. Ia memulai karirnya sebagai reporter, sebagai jurnalis investigasi topik-topik penting hingga akhirnya bisa menjadi pembaca berita yang dicita-citakannya. Siaran breaking news perdananya tentang kematian pengusaha muda sukses cukup menggemparkan. Mau tidak mau Suci banyak terlibat di dalamnya. Tanpa diduga, kasus tersebut membawa Suci menyingkap masa lalunya yang ruwet bahkan di luar nalarnya.
- Fery Widyamoko atau EfWe: Polisi berpangkat komisaris yang dikenal karena sepak terjangnya yang membanggakan. Ia dipercaya untuk melakukan penyidikan terkait kasus kematian pengusaha tersebut dan membuatnya masuk ke dalam masalah yang melibatkan orang-orang di masa lalu yang penuh intrik.
- Lintang Ayu, Tomi dan Felix: Saya suka dengan kemistri ketiganya sebagai pemburu hantu. Terlebih Tomi, di sini ia menjadi pencair suasanya yang kehadirannya memang pas. Celetukannya lucu dan tingkahnya bisa mengundang gelak. Apalagi momen-momen resolusi menuju ending cerita. Ketegangan yang tercipta bisa berkurang sedikit dengan kekocakan Tomi.
- Jo: seorang polisi, mantan pacara Suci. Karakter paling kukagumi karena kesetiaannya baik kepada Fery, Suci dan juga Rean. Kayaknya jaman sekarang susah mendapatkan rekan yang loyalitasnya tinggi seprti Jo.
- Rean: sahabat Suci, pria dengan jokesnya garing. Emang beneran terasa garing hahaha. Tapi tenang, dia ada pembelaan kok dengan kebiasaannya itu yang buat dia tetap menyombongkannya.
- Anis Kilai Gerhana atau Ahao: Mantan menteri yang ternyata menyimpan banyak rahasia. Dari dia, Fery banyak mendapatkan fakta-fakta keluarga Mayor Giok dibantu dengan upya yang lain tentunya.
- Iblis Muka Pucat: sosok mistis yang sebelumnya adalah manusia biasa, tapi berhasil ditarik dari dasar neraka untuk menjalankan misi tuannya.
- Acek Rudy: Cameo dengan kemunculan paling epik meskipun saya sudah menduga bahwa dengan petunjuk profesi dan kemampuan yang dibeberkan, saya langsung mengarah ke beliau. Tapi, tetap saja, pas Acek Rudy muncul, saya senyum-senyum aja gitu sambil membayangkan para kompasianer berkumpul memcahkan misteri yang ada.
My Reading Experience
Pertama, reuni para kompasioner bikin saya merinding sih. Kok, bisa-bisanya Bang Rudy punya ide itu. Kalau belum bisa ketemu langsung, kita bikin ketemu di dunia fiksi wkwkw.
Kedua, sedikit banyaknya, Bang Rudy berbagi ilmu yang dikuasainya bahkan saya nggak bisa kalau nggak ikutan bereksperimen dengan nama dan angka mengikuti teknik yang disampaikan. Pembahasan angka 7 relate dengan saya. Seperti yang beliau katakan, angka 7 ini punya banyak makna filosofis yang secara tidak sadar atau secara alamiah melekat pada diri kita dan alam semesta. Saya sendiri melihat angka 7 sebagai angka yang melambangkan kesempurnaan. Entah teroinya bagaimana tapi saya percaya aja gitu hehehe.
Terus kenapa relate? Karena saya anak ketujuh dari delapan bersaudara. Angka 7 juga menjadi angka favorit karena mungkin dipengaruhi background suku dan budaya saya juga yang tidak jauh dari angka ganjil dan angka 7. Misal, kalau kebiasaan orang Batak, tangga rumah nggak boleh genap. Kalau kasih petuah berupa umpama dan umpasa (peribahasa dan pantun) dan acara aa juga nggak boleh genap, hitungannya harus ganjil. Dalam kosmologi Batak surga digambarkan punya tujuh tingkatan.
Ketiga, saya suka sekali bagaimana kedua kubu disini saling berlawanan. Mereka berusaha saling menjatuhkan, saling menyerang dengan memperjuangkan tujuan mereka seolah semuanya terlihat baik dan mulia. Kita akan dibuat bingung dan penasaran, bahkan saya beberapa kali tidak bisa menentukan saya akan berpihak kepada siapa. Ternyata trik penulisan seperti ini lebih manjur menarik perhatian pembaca dari pada memberitahukan atau menetapkan langsung tokoh antogonis sejak awal cerita. Bang Rudy di sini main-main dulu dengan motif setiap tokohnya sehingga setiap motif terlihat benar, padahal ujung-ujungnya menyimpang dan bahkan membawa bahaya besar. Ini bagian terkeren sih.