Si Botak tercengang. Dadanya kembali naik turun ketika sosok itu menoleh ke arahnya. Ia bergidik ngeri ketika lidah sosok itu dijulurkan. Mengendus-endus lengan laki-laki itu seperti memastikan aroma santapnya untuk menggenjot nafsu makannya.
"Jangan... jangan... aku mohon. Aku tidak akan mengulangi perbuatanku. Tolong," racaunya.
"Kau memang tidak akan mengulanginya lagi. Karena kau akan berakhir disini," ketusku.
Laki-laki itu terbelalak. Antara tak terima atau pasrah, yang pasti ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa selain meraung kesakitan. Apa lagi saat sosok itu meregangkan lengannya, menariknya tanpa ampun hingga tulang lengan atas dan bawahnya terpisah. Darah muncrat mengenai wajah laki-laki itu membuatnya mengejang ketakutan. Matanya seperti ingin melompat ketika melihat sosok itu berusah mencopot lengan atasnya.
Laki-laki itu melemah. Suaranya semakin lirih. Kondisinya sekarang seperti figur yang bisa dibongkar pasang. Ia dipreteli bagian demi bagian mulai dari lengan, kaki, paha sampai ke pinggang. Laki-laki itu telang hilang kesadaran sepenuhnya.
Aku menarik napas lega. Permainan malam ini sudah selesai dan aku ingin keluar sebentar dari dunia ini. Sedang pada langit-langit kamar, seekor laron tengah terperangkap di dalam mulut seekor cicak. Tanpa bermaksud mengusik hewan itu, aku bangun dengan hati-hati. Mengelap keringat yang membasahi sekujur tubuh sebelum kembali tidur. Aku harus tidar nyenyak malam ini supaya besok siap mendengarkan berita segar yang buat gempar.
Cicak itu masih menempel di langit-langit. Aku mengamatinya dengan bangga. Sama seperti hewan kecil itu, ternyata aku juga bisa. Manusia punya hasrat untuk membunuh. Mereka hanya terbentur oleh norma. Hukum yang katanya bisa menciptakan keteraturan. Cuih! Keteraturan itu ilusi. Hukum hanya alat untuk mengendalikan manusia-manusia lainnya. Aku tidak akan bisa dikendalikan oleh siapapun. Ingat, aku menikmati aroma kematian. Sekali berharap kau mati, kau mati. Itu kemampuan yang sekarang kupunya.
Rapael Sianturi (a.k.a Banyu Biru) adalah tenaga pendidik yang memiliki ketertarikan dalam menulis fiksi. Selain menjadi pengajar di
sebuah sekolah swasta, saat ini juga terus melatih keterampilan menulis dengan menjadi kontributor dalam berbagai proyek antologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H