1. Anak-anak akan selalu menjadi korban dari masalah orang tua baik langsung maupun tidak.
Itu akan sangat berpengaruh pada perkembangan karakter, kepribadian, psikologi bahkan relasi anak.
Itu terlihat jelas dari karakter Ling Xiao yang tumbuh menjadi pribadi introvert, mengalami kecemasan, tidak mudah bergaul dan tidak tahu mengekpresikan perasaanya. Ia akan berusaha berjuang sekalipun mengambaikan kebahagiannya. Dari kecil ia tidak lagi diinginkan ibunya, selalu disalahkan, dituntut untuk menjadi orang yang paling mengerti akan situasi.
He Zi Qiu tumbuh menjadi pribadi yang ekpresif, penuh perhatian, rajin tetapi juga sentimental. Ia berusaha semua pekerjaannya sempurna dan paling benci apabila dikasihani. Sebisa mungkin ia akan menjadi pribadi yang patuh, selalu dipandang baik dan tidak ingin menjadi beban. Hal tersebut terjadi karena ia terus merasa punya hutang budi untuk kebaikan ayah Li Jian Jian.
Berbeda dengan Li Jian Jian, ia tumbuh menjadi anak perempuan yang aktif, ekspresif, percaya diri, penyayang walau sedikit manja tetapi bukan berarti arogan maupun egois. Ia kadang-kadang kekanak-kanakan tetapi juga bisa menjadi penengah yang baik dan pengertian.
2. Terkadang orang tua merasa paling memahami kebutuhan anaknya tanpa menyadari mereka telah berubah menjadi orang tua yang otoriter.
Dalam drama ini, kita juga akan diperhadapkan pada dua orang sahabat Li Jia Jian yang punya masalah dengan ibunya. Ada ibu yang selalu memandang rendah putrinya dan ada juga yang terlalu berekspektasi tinggi.
Ekspektasi ibu mereka menjadi belenggu yang mengikat mereka yang berubah menjadi pemberontakan, kebohongan dan yang paling parah, mereka tidak memiliki keberhargaan diri yang cukup. Mereka tidak bisa memilih apa yang mereka suka dan apa yang akan mereka kerjakan.
3. Sahabat sejati akan selalu suportif baik suka maupun duka.
Beberapa kali Li Jian Jian dan kedua sahabatnya harus bertengkar, berbeda pendapat, tetapi mereka selalu tahu cara menyelesaikannya. Memang konfliknya bukan konflik yang terlalu kompleks, tetapi kesan sederhana justru memberikan gambaran kita pada realita.
4. Saat sayap kita semakin kuat, kita akan ingin terbang kemana saja yang kita mau. Namun, tetap saja, saat kita lelah, kita akan mencari tempat ternyaman, yaitu RUMAH.