Untuk kedua kalinya, suara pintu terdengar lagi. Seorang perempuan dengan wajah letih menghempaskan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Kemudian ia berjalan ke ruang makan, Menekan saklar dan ia teriak histeris.
Ia kaget bukan kepalang, melihat seorang pria yang tiba-tiba berdiri di ruang makan, tersenyum sambil memegang kue ulang tahun.
"Selamat ulang tahun, Sayang!" ucap pria itu mesra.
Air mata sang tuan rumah --Bu Ema meleleh dan berhasil terjun melewati pipinya. Pria itu meletakkan kue di atas meja dan menarik Bu Ema kedalam pelukannya. Bu Ema hanya bisa menangis terharu dan membenamkan dirinya di dalam pelukan pria yang selama ini dirindukannya.
Di meja makan, ponsel pria itu kembali tersenyum lebar. Seluruh peralatan makan malam sudah mengerti alasan sang ponsel berlagak sok serius, dan mereka semua pura-pura memasang wajah jutek karena merasa dikerjai oleh ponsel.
Bu Ema digiring menuju meja makan. Masih dengan mata sembap, Bu Ema mencoba untuk tersenyum di hadapan pria tersebut.
"Aku masih ada satu kejutan," kata pria itu. Bu Ema tersenyum. "Tunggu sebentar!"Â kata pria itu, berlari kecil menuju ruang tamu.
Sesaat kemudian, pria itu kembali dengan beberapa orang lainnya. Serentak mereka menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun" dan seketika itu pula tangis haru Bu Ema kembali meledak. Mereka adalah sahabat dan keluarga yang tak pernah diduganya akan datang.
Malam ini, malam pertambahan usia yang istimewa. Semua telah dipersiapkan dengan baik. Semua orang dan seluruh peralatan makan turut berbahagia.
Rapat meja makan ditutup.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI