"Katakanlah!" Sang Kursi mempersilakan dengan penuh wibawa.
"Kue ulang tahun," jawabnya singkat. Semuanya terkesiap, semua benar-benar melupakan inti dari acara malam ini, selain acara makan malam, perayan ulang tahun adalah yang paling utama.
"Oh, tidak, kenapa kita bisa melupakannya?" kata mangkuk kobokan dengan cemas.
"Tenang saja, semuanya sudah beres." Terdengar sahutan dari ruang tamu yang bersebelahan dengan ruang makan. Pemilik suara itu adalah sebuah ponsel yang ditinggal pemiliknya.
"Siapa disana? Suaramu terdengar asing," tanya Sang Kursi menaikkan nada suaranya.
Dengan berlagak misterius, ponsel tersebut menjawab, "Nanti kalian juga akan tahu."
***
Tak lama kemudian, suara slot pintu terdengar dan pintu berderik pertanda seseorang telah masuk ke dalam rumah.
"Ayo-ayo, segera ambil posisi," perintah Sang Kursi dengan nada memburu.
Seluruh peralatan mengambil posisi dengan sangat hati-hati. Takut menimbulkan keributan.
Seorang pria memasuki ruang makan dengan sebuah kue ulang tahun di tangannya. Ia meletakkan sebuah ponsel di atas meja. Ponsel tersenyum dengan lebar dan memainkan mata kepada mereka. Seluruh perlatan makan yang ada disitu masih dengan tatapan bingung, merasa jengkel karena ponsel yang satu ini terlihat puas membuat mereka bingung. Lalu semua menjadi gelap. Pemilik ponsel tadi memadamkan lampu ruang makan.