5. Ketergantungan pada Popularitas
Di era digital, ukuran kesuksesan sering kali diukur dari jumlah like, komentar, dan followers. Hal ini dapat memicu para dai untuk lebih fokus pada popularitas dibandingkan kualitas dakwah itu sendiri. Dakwah yang seharusnya berorientasi pada kemaslahatan umat bisa bergeser menjadi sekadar upaya menarik perhatian.
Berikut diatas merupakan beberapa resiko atau permasalahan yang terjadi dalam dakwah di era digital 4.0, tetapi permasalahan yang terjadi tidak menjadikan para dai bersifat pesimis dalam berdakwah, adapun beberapa solusi untuk mengatasi resiko dalam berdakwah di era digital 4.0 agar tidak menimbulkan permasalahan dan perpecahan dan agar para dai tidak merasa pesimis dalam menyampaikan dakwah nya.
APA SOLUSI NYA?
1. Meningkatkan Literasi Digital
Memahami cara kerja platform digital, algoritma media sosial, dan cara menyaring informasi sangat penting agar dakwah tetap relevan dan tidak terjebak dalam kontroversi.
2. Mengutamakan Sumber yang Valid
Setiap materi dakwah harus berdasarkan pada Al-Qur'an, hadist, dan pandangan ulama yang kredibel. Hal ini akan mengurangi risiko penyebaran informasi yang salah.
3. Menjaga Etika dan Bijak dalam Berdakwah
Dakwah harus disampaikan dengan santun dan menghindari provokasi. Hal ini akan membantu menciptakan suasana yang kondusif di tengah masyarakat yang beragam.
4. Membangun Tim Keamanan Digital