Tokoh Aku adalah sosok yang menggantikan Bluma di Jurusan Sastra Amerika Latin, memakai ruang kantornya dan mengajarkan mata kuliahnya.Â
Suatu ketika ada sebuah paket untuk Bluma yang dikirim seseorang ke alamat kantornya tersebut, berisi sebuah novel dengan judul The Shadow-Line karya Joseph Conrad yang dipenuhi dengan semen yang sudah mengeras. Hal tersebut memancing rasa penasaran tokoh Aku dan dimulailah perjalanan untuk mencari tahu asal-usul buku tersebut.
Sementara tokoh lain, Carlos Brauer adalah seorang yang kenal dekat dengan Bluma. Pecinta buku yang gila sampai rumahnya dipenuhi oleh ribuan buku.
Buku juga memengaruhi kewarasannya, saat ia harus mengelompokkan buku berdasarkan kekerabatan. Dia juga tidak meletakkan secara bersebelahan buku yang penulisnya bermusuhan.
Rumah kertas adalah buku yang tepat bagi para pecinta buku, Domnguez juga menceritakan tentang tipe-tipe pecinta buku, diantaranya seorang kolektor buku (bibliofilia) yang mengagumi buku seperti suatu objek yang indah.Â
Para bibliofilia tidak jarang rela mengeluarkan uang untuk mengoleksi berbagai macam jenis buku dengan edisi terbatas dan langka.Â
Sedangkan lainnya, adalah para kutu buku tulen yang tidak hanya sekedar membeli dan dikoleksi, tetapi sanggup mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk buku yang menyita waktu mereka berjam-jam hanya untuk mempelajari dan memahaminya.
Lewat buku ini Domnguez juga menyampaikan kritik sosial, seperti gaya merendah yang sebenarnya hanya omong kosong, seperti pada kutipan:
"... kita pajang buku-buku kita ibarat otak kita sedang dikuak lebar-lebar untuk diteliti, sambil mengutarakan alasan-alasan omong kosong dan basa-basi sok merendah soal jumlah koleksi yang tak seberapa"
Penulis ingin menyampaikan bahwa kesombongan tidak selalu diungkapkan dengan hal-hal besar, tetapi dapat juga dengan mengecilkan hal-hal yang nyatanya memang besar. Khusus untuk dunia kepenulisan, Domnguez juga menyindir soal penerbit dan diskusi buku.Â