Identitas Buku
Judul buku: Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan
Penulis: Jeon Seunghwan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 280
Cetakan: Pertama (Desember 2021)
Hidup adalah pilihan. Terdengar klise memang. Namun, apa yang kita lakukan dalam kehidupan ini memang seluruhnya pilihan kita yang tak jarang juga membuat ragu apakah pilihan itu tepat atau tidak.
Semakin banyak pilihan yang dibebankan kepada kita, maka semakin besar pula keraguan yang muncul dalam hati kita. Sebenarnya apakah pilihan itu tepat buatku? Apakah hal tersebut memang adalah yang aku butuhkan? Sebenarnya seperti apa yang aku inginkan?
Melalui buku yang berjudul Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan penulis mengajak kita untuk berkontemplasi mengenai hal-hal yang terjadi di hidup ini. Membacanya seakan-seakan kita berbincang dengan seorang kawan lama terutama di kala hati dan pikiran terlalu lelah untuk semua hal yang terjadi di kehidupan.
Melalui empat sub bab, pembaca diajak mengeksplorasi pikiran dan perasaannya serta memvalidasi apa yang dirasa. Penulis membagikan pengalaman nyata, pemikirannya, juga kutipan-kutipan dari tokoh lain seperti para filsuf, penyair, dan penulis lain yang memperkaya isi buku ini. Tulisan-tulisan Jeon Seunghwan ini juga tidak bersifat menggurui.Â
Buku ini tidak mengisahkan tentang apa yang harus kita capai, apa yang harus kita tuju, atau hal-hal lain yang mendorong kita untuk melakukan sesuatu atau pergi ke arah tertentu untuk menjawab tentang pertanyaan seputar ketidaktahuan akan keinginan sendiri. Buku Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan malah mengajak pembaca untuk menikmati setiap momen dalam hidup kita. Tidak hanya bercerita tentang kehidupan pribadi, tetapi menceritakan mengenai berbagai macam relasi dalam kehidupan.
Namun, terdapat juga kelemahan dari buku ini, yaitu terdapat cerita yang berulang-ulang dan terkesan repetitif, terdapat juga kesalahan penulisan dan kata-kata yang sulit dimengerti.
Terlepas dari kelemahan tersebut, buku ini sangat layak untuk dibaca dan menemani hari-hari kita yang penuh pertanyaan akan kehidupan ini sembari menikmati setiap momen yang ada.
Kutipan
Kehidupan baru bisa dimengerti ketika kita menengok ke belakang, tetapi kehidupan hanya dapat dijalani dengan melihat ke depan (Kierkegaard)
Mau kah kau minum teh bersamaku?
Akan kuberikan secankir teh hangat berisi perasaan tulus
untukmu yang merasa terbekukan oleh dinginnya dunia.
Meski tak bisa menghilangkan segala kekhwatiranmu
Kuharap kau bisa mendapatkan kebebasan dan kebahagian
dari secangkir teh itu,
dan menemukan keberanian untuk hidup dengan lebih kuat (hal. 57)
Jika kita mencintai seseorang sekarang,
Jangan curigai perasaan itu.
Cintailah orang itu tanpa syarat.
Jika dia orang yang tepat untuk dicintai,
Dia akan tahu isi hati kita yang mencintainya.
Orang yang mencintai lebih banyak adalah orang yang kuat.
Orang yang mencintai lebih banyak adalah orang tahu cara mencintai
Meski semua hubungan pasti berakhirÂ
(halaman 191)
Dengarlah suara hati baik-baik
Berjanlah mantap selangkah demi selangkah.
Di jalan itu, tiada yang lebih penting daripada dirimu
Ke mana pun dan bagaimanapun caramu pergi
Semoga semuanya bisa menjalani
jalan setapak bernama kehidupan
yang panjang
sendiri atau bersama. (hal. 81)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI