Melalui empat sub bab, pembaca diajak mengeksplorasi pikiran dan perasaannya serta memvalidasi apa yang dirasa. Penulis membagikan pengalaman nyata, pemikirannya, juga kutipan-kutipan dari tokoh lain seperti para filsuf, penyair, dan penulis lain yang memperkaya isi buku ini. Tulisan-tulisan Jeon Seunghwan ini juga tidak bersifat menggurui.Â
Buku ini tidak mengisahkan tentang apa yang harus kita capai, apa yang harus kita tuju, atau hal-hal lain yang mendorong kita untuk melakukan sesuatu atau pergi ke arah tertentu untuk menjawab tentang pertanyaan seputar ketidaktahuan akan keinginan sendiri. Buku Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan malah mengajak pembaca untuk menikmati setiap momen dalam hidup kita. Tidak hanya bercerita tentang kehidupan pribadi, tetapi menceritakan mengenai berbagai macam relasi dalam kehidupan.
Namun, terdapat juga kelemahan dari buku ini, yaitu terdapat cerita yang berulang-ulang dan terkesan repetitif, terdapat juga kesalahan penulisan dan kata-kata yang sulit dimengerti.
Terlepas dari kelemahan tersebut, buku ini sangat layak untuk dibaca dan menemani hari-hari kita yang penuh pertanyaan akan kehidupan ini sembari menikmati setiap momen yang ada.
Kutipan
Kehidupan baru bisa dimengerti ketika kita menengok ke belakang, tetapi kehidupan hanya dapat dijalani dengan melihat ke depan (Kierkegaard)
Mau kah kau minum teh bersamaku?
Akan kuberikan secankir teh hangat berisi perasaan tulus
untukmu yang merasa terbekukan oleh dinginnya dunia.
Meski tak bisa menghilangkan segala kekhwatiranmu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!