AYAHÂ diculik orang bunian? Bah? Yang udah senget-nya mungkin orang bunian itu. Gak tau adat dia itu. Yang gak pernahnya mungkin dia itu main hp. Makanya gak tahu dia kemajuan zaman ini.Â
"Masak sudah semaju ini zaman ini, masih main culik juga?"
Tandika kesal sekesalkesalnya mendapat kabar, bahwa ayah mereka hilang di mual tempat mandi. Katanya diculik orang bunian.
Tandika adalah orang yang tidak pernah percaya hal-hal gaib, yang tidak masuk di akal. Seperti soal orang bunian. Menurut Tandika, cerita soal mahkluk ini adalah salah satu dongeng pengantar tidur. Karena itulah ia mengumpat sekenanya saja.Â
Berita yang dia terima, dugaan yang paling mungkin adalah ayah hilang di mual. Cerita ibu, sepulang dari lapo, ayah tidak ke mana-mana lagi. Hanya sebentar saja dia membenahi plastik penutup drum pupuk organik cair di belakang rumah. Plastik penutup drum itu terbuka sedikit. Mungkin tertiup angin. Jadi harus dibenarkan supaya proses fermentasi bahan pupuk di dalamnya tidak terganggu.Â
Setelah itu ayah bergegas hendak mandi. Itu ibu ketahui karena ayah terdengar menanyakan di mana handuknya. Waktu itu ibu hanya menjawab dari ruang tengah.
"Itu, di jemuran!"
Setelah itu tidak kedengaran lagi suara ayah.
Dugaan bahwa ayah hilang di mual juga didukung kesaksian tiga anak lajang, yang melihat ayah menenteng gayung mandi dan melilitkan handuk di lehernya berjalan menuju mual.Â
Tetapi jika hilangnya di mual, hilang ke mana? Hanyut? Tidak mungkin. Mual tempat mandi itu bukan sungai. Hanya berupa bak besar yang dipahat dari batu utuh yang di dasarnya ada belasan mata air. Kalau orang mandi, airnya cukup digayung saja dari bak besar itu.Â
Air buangan di tempat mandi itu dialirkan ke bondar besar yang juga mengalirkan air dari gunung dan berfungsi sebagai irigasi sawah.