Segala sesuatu yang dipersiapkan itu akan diantarkan nanti ke dekat lubang perbeguan yang ada di hulu mual tempat mandi itu.Â
Ponsel Tandika berdering. Panggilan dari adiknya, Tiurma, dari Tembalang. Tiurma kuliah di UNDIP. Sudan semester VII.Â
"Aku mau pulang besok, Bang. Aku harus bantu ibu mencari ayah. Kok bisa begitu nasib ayah kita?" suara Tiurma bergetar.Â
"Sudah beli tiket?"
"Belum."
"Kalau begitu, tunda dulu. Kita tunggu dulu berita sampai besok pagi. Kalau sampai besok pagi belum juga diketahui keberadaan ayah, baru kita pulang. Kalau kita pulang, ke Jakarta dulu. Kita sama dari sini."
"Abang bisa cuti? Bukannya karyawan yang masih magang tidak bisa cuti?"
"Bagiku ayah lebih penting. Istirahatlah dulu. Nanti kalau ada kabar terbaru, segera kubell."
"Oke, Bang."
*
Pukul tiga subuh seorang kerabat dekat ayah yang bekerja di RSUD datang membawa kabar.