1. Isyarah
Isyarah () adalah petunjuk untuk memulai perilaku. Dalam pendekatan iman kepada takdir, petunjuk untuk memulai perilaku adalah hidayah dari Allah. Namun, dalam pendekatan ikhtiar basyari, isyarah adalah bagaimana kita menghadirkan informasi yang membuat kita terpicu untuk memulai. Charles Duhigg dalam The Power of Habit dan James Clear dalam Atomic Habits menyebutnya sebagai cue.
Maka, isyarah dimulai dari azam atau niat lalu menjadikan agar petunjuk itu terlihat. Pertama, muhasabah berbasis Surah Al-Hasyr ayat 18. Yakni dengan menulis daftar kebiasaan yang kita lakukan lalu memberikan penilaian mana yang positif, mana yang negatif, mana yang netral. Yang positif akan kita teruskan, yang negatif akan kita tinggalkan. Kedua, merumuskan azam membangun kebiasaan dengan menyertakan waktu dan lokasi yang jelas. Ketiga, mengimplementasikan faidza faraghta fanshab dengan merumuskan kebiasaan baru setelah kebiasaan sekarang. Keempat, merancang lingkungan agar petunjuk mudah terlihat.
2. Ghirah
Secara bahasa, ghirah () adalah cemburu. Namun, secara terminologis, ghirah adalah semangat yang membara. Dengan kata lain, motivasi yang menjadi kekuatan penggerak di balik setiap kebiasaan atau amalan. Jika isyarah menjadikan kebiasaan baik terlihat, ghirah menjadikannya menarik. Selain itu, lingkar pertemanan kita juga sangat menentukan.
3. Ijabah
Langkah ketiga adalah respon (ijabah) terhadap ghirah. Artinya, setelah memiliki motivasi, segera beraksi. Segera lakukan kebiasaan baik dan pertahankan. Agar bisa istiqamah, ijabah () adalah menjadikan kebiasaan baik itu mudah. Yang penting dalam membangun kebiasaan baik bukanlah seberapa lama durasinya tetapi seberapa sering pengulangannya. Meskipun sebentar, lakukan setiap hari secara berkelanjutan sehingga menjadi kebiasaan yang otomatis jadi amal harian. Setengah juz setiap hari lebih baik daripada 10 juz tapi hanya satu bulan sekali.
4. Mukafa'ah
Mukafa'ah () artinya adalah reward. Yakni membuat kebiasaan baik itu memuaskan. Sebab manusia relatif lebih suka mengulang perilaku ketika pengalamannya memuaskan. Maka dari itu, sekali-kali juga perlu memberikan reward atas kemajuan kita. Tentunya dengan reward yang semakin memacu kebiasaan baik kita. Misalnya saat berhasil menyelesaikan membaca sebuah buku, reward-nya adalah membeli buku baru. Ketika puasa sunnah, reward-nya adalah makanan yang lebih lezat untuk berbuka. Ketika khatam Al-Qur'an, mengundang tetangga atau teman untuk makan bersama.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah
Setelah kita melakukan langkah langkah yang sudah dibahas, maka selanjutnya kita akan membahas apa saja manfaat yang akan kita dapatkan ketika kita membangun dan menjaga kebiasaan baik dalam hidup kita sebagai seorang muslim.