Pagiku terseret habis
Semua berjalan sempurna
Tidak ada  yang tersisa
Semua kukerjakan dengan baik
Tapi hatiku tetap terkikis oleh arus
Ritme waktu bergerak
Gaya hidup seakan bersaing dengan pola makan
Kesenangan berbalik lurus
Aku  terpancing membuka mata
Menilik rangka dalam jiwa
Kehadiranmu sudah tak sanggup kurasakan
Sepintas wajah tak bertuan
Dalam lintasan wajah tanpa  ku kenal lagi
Riasanku  sebagai topeng tanpa cacat
Menghibur diri dalam riak kota
Perempuan terpasung jiwa
Berontak sama aja membuat permainan baru
Kelam jalanan tak bersahabat lagi
Membungkus kulitku penuh debu
Menunggu jalan ke rumah yang abadi
Hingga jiwa terbebas
No Peserta : 21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H