Dalam pertunjukan Raja Dogar ini banyak juga muatan karakter positif yang dapat digali dan nilai-nilai kebaikannya dapat digunakan oleh masyarakat. Seperti diketahui dalam seni Raja Dogar, personel yang dilibatkan cukup banyak kurang lebih ada sekitar 40 orang.
Masing-masing terbagi dalam posisi-posisi yang sudah ditentukan antara lain; 4 orang sebagai pemeran domba untuk 2 kostum Raja Dogar, 6 orang sebagai bobotoh, 1 orang sebagai wasit permainan, 6 orang sebagai pembawa umbul-umbul (Bandir), 6 orang sebagai Penari (Pesilat), 8 orang sebagai pemain music (pengrawit), 2 orang sebgai pembawa spanduk, 3 orang senagai pembawa roda Sound System,dan 4 orang sebagai pendorong panggung berjalan.
Keterlibatan sekian banyak personel yang berada diposisi berbeda dan mereka juga aktif bergerak menunjang atraktifnya pertunjukan seni Raja Dogar seakan memberikan pesan filosofis.
Pesan-pesan filosofis itu antara lain: Pertama, pembawa umbul-umbul melambangkan kegembiraan masyarakat sewaktu menyambut kedatangan tamu kehormatan atau menyambut tamu yang diagungkan, sedangkan umbul - umbul yang berjumlah 6, melambangkan Rukun Iman.
Kedua, Bobotoh dan Wasit berjumlah 7 orang, melambangkan lapisan bumi dan langit kita ada 7 lapisan, dan warna hitam pada pangsi (kampret) melambangkan warna tanah.
Ketiga. Domba berjumlah 2 ekor, melambangkan dua sisi dari kehidupan di dunia, ada siang dan malam, Baik dan benar, Lelaki dan Perempuan. Keempat, Warna Hitam dan Putih pada 2 Domba melambangkan hal baik dan hal buruk. Kelima, Pesilat selain dijadikan sebagai kembang desa juga diperlihatkan gerakan kekuatan dalam cara bela diri agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
 Begitulah Seni Pertunjukan Raja Dogar yang misi awal dibentuk untuk melanggengkan budaya leluhur yang ada ternyata justru memiliki banyak nilai postif yang dapat digali dan digunakan oleh masyarakat pecinta seni pertunjukan ini.
Maka tidaklah berlebihan ketika pemerintah daerah Garut memberi kontribusi positif terhadap budaya tradisional Garut dengan melaksanakan event tahunan yaitu Gebyar Pesona Budaya Garut, yang kebetulan ditahun 2019 jatuh pada tanggal 16 februari 2019 untuk memperingati hari Jadi Garut ke-206.
Tema yang diangkat kemarin yaitu "Garut Tandang Ngahibarkeun Dangiang" yang artinya kurang lebih upaya pemda Garut melestarikan budaya bangsa agar lebih dikenal hingga mancanegara.
Kondisi tersebut seakan gayung bersambut bagi upaya seorang Entius Sutisna yang menciptakan Seni pertunjukan Raja Dogar yang ingin agar budaya tradisional yang ada di Garut tetap langgeng, awet dan lestari. Tidak hanya itu saja, Seni Raja Domba Garut seakan telah menjawab secara nyata bahwa citra negatif Adu Domba Garut menjadi Good!!!
Pemerintah pusat melalui kementerian pariwisata juga sangat mengapresiasi kondisi tersebut di atas. Menteri pariwisata Arief Yahya menyatakan bahwa selama ini ketertarikan wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia, khususnya Wisman 60 % dipengaruhi oleh faktor budaya.