Mohon tunggu...
Rani WulanSari
Rani WulanSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya seorang pelajar yang menyukai kegiatan outdoor seperti mendaki gunung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Politik Islam dan Demokrasi

26 Juni 2023   20:38 Diperbarui: 26 Juni 2023   20:39 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sistem politik islam memiliki beberapa prinsip-prinsip tertentu sebagai dasar didirikannya sebuah negara, yang ditetapkan dalam Al- Qur'an dan Al-Hadits. Beberapa prinsip-prinsip tersebut diantaranya:

1. Amanah

Dalam memilih seorang pemimpin, penting untuk memahami apakah amanah orang tersebut dapat dipercaya tau tidak, sebab amanah merupakan kewajiban dari seorang politisi atau pejabat yang memiliki tanjung jawab dalam memimpin negara. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt., yang berbunyi: "Sesungguhnya Allah menyuruh kalian untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya." Di sisi lain, bagi rakyat juga ada kewajiban menaati seorang pemimpin (QS. Al-Nisa [4]: 59).

2. 'Adalah

'Adalah berasal dari Bahasa arab yang artinya keadilan. Berlaku adil merupakan suatu hal yang harus ditegakkan dalam bernegara, tanpa memandang ras, kelas sosial, suku, agama, maupun kedudukan. Dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 8, Allah berfirman: "Berlakulah adil, karena adil itu lebih dekat dengan takwa." (QS. Al-Maidah [5]: 8).

3. Syura'

Prinspip sistem pilitik islam yang selanjutnya yaitu Syura' yang berarti "musyawarah". Dalam berpolitik, musyawarah merupakan etika dialog yang bersifat komunikatif. Musyawarh sering dipilih sebagai wadah untuk membagikan usualan dalam menyelesaikan berbagai persoalan politik yang ada. Allah berfirman dalam Al-Qur'an: "Hendaklah urusan mereka tentang permasalahan dunia diputuskan dengan bermusyawarah di antara mereka." (QS. Al-Syura [42]: 38).

4. Sya'bi

Prinsip selanjutnya yakni, Kebhinekaan dan kebangsaan atau dalam Bahasa arab disebut dengan sya'bi. Dalam Al-Qur'an dijelaskan: "Hai manusia, sesugguhnya kami menciptakan kalian dari seorang lelaki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya kamu saling memahami. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah di antara kalian adalah yang paling bertakwa." (QS. Al-Hujurat [49]: 13).

5. Huriyah

Huriyah memiliki makna kebebasan. Kebebasan disini berarti bahwa setiao manusia memiliki kebebasan kebebasan dalam memilih apa yang mereka kehendaki dengan menyadari tanggung jawab yang ada. Hal ini berlaku pula dalam berpolitik.

6. Mashlahat

Salah satu tujuan dari didirikannya sebuah negara yakni kemaslahatan atau kesejahteraan. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun." (QS. Saba' [34]: 15)

7. Salam 

Prinsip yang ketujuh yakni Salam ayang berarti perdamaian. Islam merupakan agama yang mencintai serta mengajarkan perdamaian sebagaimana telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya. Terkait hal ini, Al-Qur'an juga menjelaskan: "Apabila mereka cenderung pada perdamaian, maka penuhilah perdamaian itu." (QS. Al-Anfal [8]: 61).

Demokrasi 

Demokrasi dalam Islam melibatkan cara pengambilan keputusan dan pelaksanaan pemerintahan yang mengakui kebebasan individu dan partisipasi masyarakat. Konsep ini ditekankan dengan prinsip-prinsip seperti musyawarah dan syura dalam agama Islam. Walaupun otoritas tertinggi tetap pada Tuhan, pemimpin yang dipilih memiliki tanggung jawab untuk menerapkan hukum dengan mempertimbangkan kesejahteraan umum. Prinsip kesetaraan, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas juga memiliki peran penting dalam demokrasi Islam. Musyawarah dalam Islam merupakan proses berunding dan berdiskusi untuk mencapai kesepakatan, dengan menghormati pandangan orang lain dan mempertimbangkan kebaikan bersama. Implementasi demokrasi dalam Islam dapat berbeda-beda tergantung pada konteks sosial dan politik yang ada. Musyawarah dalam Islam juga menekankan pentingnya mendengarkan pendapat orang lain, menghormati perbedaan, dan mencapai keputusan yang adil. Namun, implementasinya harus tetap sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun