Mohon tunggu...
Rani Yanti
Rani Yanti Mohon Tunggu... -

Penimba Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Jadi Dokter kalau....

5 Mei 2013   20:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:03 7732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dahulu, setelah sumpah dokter , seorang dokter wajib mengikuti PTT di luar jawa. Tetapi, sekarang berbeda kebijakannya, dilakukan internship aliasn magang selama 1 tahun di puskesmas dan rumah sakit daerah yang telah ditentukan. Dilemanya biasanya adalah, uang honor rendah, sudah disumpah, belum diperbolehkan mencari tambahan dan malu jika minta tambahan ke orang tua, walahsil harus sering-sering puasa dan bergantung pada jatah rantang ketika jaga :p

9. Dunia Kerja, Dunia Nyata

Ketika internship telah dilalui. Maka seorang dokter telah benar-benar menjadi seorang " dokter". Berbekal Surat Tanda Registrasi alias "STR", seorang dokter harus mengurus SIP atau " Surat Ijin Praktek" dan akhirnya seorang dokter mulai melamar kerja ke sebuah rumah sakit atau klinik-klinik yang ada. Ada yang melanjutkan ke spesialis,bekerja di rumah sakit tetapi tak sedikit yang bekerja 24 jam.

Nah..demikian paparan singkat tahapan menjadi seorang dokter. Nha, sekarang mungkin kita bisa menyimpulkan, apa amunisi yang harus kita perlukan untuk menjadi seorang dokter. Saya sarankan jangan jadi dokter kalau :

1. Tidak mau belajar keras

Belajar keras di sini tidak harus mendapat nilai bagus, karena nilai mungkin tidaklah representatif dengan pemahaman. Tetapi bealajar keras adalah kewajiban. Karena berhubungan dengan nyawa, seorang dokter tidaklah boleh coba-coba. Bahkan jika bisa mempelajari sedetail-detailnya. Sistem pembelajaran dengan model PBL juga mau tidak mau memaksa seorang mahasiswa untuk belajar lebih keras.

2. Mengeluh soal biaya

Dalam hal ini tidak berarti bahwa orang yang berhak masuk di kedokteran adalah orang yang kaya. Tetapi setelah memutuskan mengambil kuliah di kedokteran jangan mengeluh soal biaya. Bagi mahasiswa yang orang tuanya bukan dari kalangan orang berpunya, mahasiswa dapat masuk di kampus yang mempunyai biaya per semester lebih rendah, mencari beasiswa, atau bekerja part time. Mungkin akan susah, tapi sekali lagi, tidak ada alasan untuk mencapai apa yang telah kita inginkan.

3. Permintaan orang tua, saudara, atau keluarga dekat lainnya

Mungkin sangat membanggakan bisa menyenangkan hati orang-orang yang kita sayangi. Masuk di kedokteran seperti yang mereka inginkan. Tetapi jika boleh saya sarankan, menjadi dokter membutuhkan suatu komitmen yang tinggi, tanggung jawab terhadap segala konsekuensi atas segala keputusan. Jadi, jika anda masuk kedokteran hanya karena ingin membahagiakan orang lain. Sebaiknya, pikirkan kembali.

4. Ingin Cepat Kaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun