Sepi ini kembali membangkitkan memori indah yang tak pernah ingin kulupakan sepanjang hidupku. Memori yang mengingatkan tentang dua tokoh penting dalam hidupku.
Sebuah perjalanan dalam sebuah mobil menuju kota kembang api kembali terlintas dalam pikiranku. Perjalanan yang kami tempuh bersama-sama dengan obrolan-obrolan yang menghangatkan hati. Tubuhku yang mungil duduk di kursi penumpang bersama kakak perempuan yang tak beda jauh usianya denganku.
Lihatlah gedung-gedung tinggi itu, disana semua orang hebat semua bekerja, kata ibu sambil menunjuk gedung-gedung pencakar langit yang kami lewati di sisi kiri jalanan. Mereka hebat tapi tak jarang juga kotor, kata ayah menimpali cerita perjalanan.
Tanpa sadar senyumku kembali merekah, sekilas wajah dan suara mereka terlintas di hadapanku.
Titt.....titttt.......
Suara terompet keretaku menggema panjang, melengking tajam namun penuh kehangatan khas, menembus keheningan diikuti dengan pengumuman "Para penumpang yang terhormat, kereta ini telah tiba di pemberhentian terakhir".
Getaran suara itu menyatu dengan derak roda yang perlahan melambat, menciptakan simfoni terakhir sebelum kereta sepenuhnya terhenti di pemberhentian akhir.
Bagiku ini bukan akhir perjalanan, tetapi awal untuk kembali tersenyum merekah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H