Mohon tunggu...
rani nuraini
rani nuraini Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar, mahasiswa

Masih dalam proses belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi Film Fahrenheit 451 (2018)

28 Juni 2020   14:14 Diperbarui: 28 Juni 2020   19:06 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : amazon.com

Film yang berjudul Fahrenheit 451 ini baru dirilis pada tanggal 19 Mei 2018 lalu di Amerika.

Film ini disutradai oleh Ramin Bahrani dan diproduseri oleh David Coatsworth serta telah meraih beberapa penghargaan, seperti Penghargaan Emmy Primetime untuk Outstanding Made for Television Movie, Penghargaan Emmy Primetime untuk Outstanding Cinematography for a Miniseries or Movie, Primetime Emmy Award for Outstanding Fantasy/Sci-Fi Costumes, NAACP Image Award for Outstanding Directing in a Television Movie, dan NAACP Image Award for Outstanding Writing in a Television Movie.

Film ini berceritakan tentang perjuangan seorang petugas pemadam kebakaran berjuang untuk mempertahankan dan menjaga pengetahuan (buku) untuk kebaikan umat manusia ke depannya. Yang mana sebelumnya pola pikirnya sudah terdoktrin oleh suatu sistem yang bernama Ministry, di mana hanya ada 1 bahasa saja yang digunakan. Sehingga semua jenis buku secara fisik dimusnahkan dengan cara dibakar.

Di dalam film ini masyarakat hanya diijinkan membaca 3 buku digital saja, yaitu Al-Kitab; To The Lighthouse; dan Moby Dick. Namun, tidak ditunjukkan atau diperbolehkan membaca, bahkan menyimpan buku dalam bentuk fisik.

Cerita ini bermula dari adanya sebuah lembaga pemadam kebakaran yang bernama ‘Salamander’. Yang mana lembaga ini bertugas untuk membakar semua jenis buku dan pengetahuan lainnya serta menghukum para komunitas ‘Eel’.

Sangat berbeda dengan tugas sebenarnya dari seorang ‘petugas pemadam kebakaran’. Komunitas Eel adalah sekelompok orang yang mencintai buku dan menjaga pengetahuan yang tersimpan didalamnya. Bahkan terdapat beberapa orang yang mengingat setiap kata dalam 1 buku yang dibacanya.

Pada lembaga tersebut ada seorang wakil kapten pemadam kebakaran yang bernama Montag, yang mana ingatan masa kecilnya samar-samar. Sehingga dia tidak bisa mengingat dengan jelas mengenai peristiwa sebelumnya ketika ayah dia masih hidup.

Hal ini terjadi karena penggunaan ‘tetesan’ yang dianjurkan oleh pemerintah, yang mana ‘tetesan’ tersebut dikatakan dapat memperbaiki ingatan dan membuat perasaan penggunanya merasa lebih baik.

Sejak berpisah dengan ayahnya, Montag dirawat dan dilatih oleh John (kapten dari Salamander) untuk menjadi petugas pemadam kebakaran yang baik dan sesuai dengan ketentuan dari lembaga. Sehingga nantinya dapat menggantikan dirinya ketika dia purna.

Awalnya semua berjalan dengan lancar, pengetahuan yang dia tahu mengenai apa yang baik dan apa yang buruk sesuai dengan doktrin dari lembaga dan pemerintah. Begitu pun dengan masyarakatnya, mereka menolak adanya buku dan komunitas Eel. Sehingga ketika mereka bertemu dengan komunitas tersebut wajib untuk melaporkan keberadaan mereka dan mengucilkan mereka.

Namun semua menjadi berubah ketika saat Montag membakar sekumpulan perangkat computer yang memuat beberapa jenis buku digital, dia melihat sebuah cuplikan seakaan dia pernah mengalaminya sebelumnya. Hal ini pun membuat Montag mulai merasa ragu dengan tujuan dan apa yang dilakukannya selama ini. pertanyaan seputar ‘mengapa kita membakar buku?’; ‘apakah Bejamin Franklin memadamkan api atau menyulut api’; dan sebagainya.

Diantara semua kebimbangan tersebut, Montag bertemu dengan salah satu anggota komunitas Eel yang bernama Clarrise. Yang mana dia terkadang menjual informasi kepada John dan anggota komunitas Eel lainnya. Kebimbangan yang dialami oleh Montag ini semakin mejadi ketika dia dan timnya melakukan penyergapan di rumah tua di tengah hutan.

Di dalam rumah tersebut ada seorang wanita lanjut usia yang sedang membaca buku. Di sana dia menyimpan memiliki perpustakaan pribadi. Dan sesuai dengan peraturan, tim Salamander ini haruslah membakar buku-buku tersebut dan pengetahuan lainnya yang tidak boleh dibaca oleh publik.

Namun, siapa sangka si wanita lanjut usia ini justru lebih memilih mati dibakar bersama dengan buku-buku miliknya. Dan sebelum meninggal, dia mengucapkan ‘omnis’, yang mana kata tersebut membuat guncangan kebingungan pada masyarakat dan Montag. Rasa bimbang pun semakin menjadi, sehingga akhirnya Montag menemui Clarrise untuk menanyakan mengenai arti kata dari ‘omnis’. Dan penasaran dengan alasan dibalik mengapa wanita lanjut usia tersebut mau meninggal bersama dengan buku-bukunya.

Dalam prose pemuasan rasa penasarannya tersebut, timbullah perasaan suka terhadap membaca dan mengerti pentingnya keberagaman membaca buku untuk memperluas pengetahuan yang dimiliki. Clarrise membawa Montag ke tempat paling aman bagi komunitas Eel, yang mana di sana mereka menjalankan suatu projek yang bernama ‘omnis’.

‘Omnis’ ini adalah projek pemindahan berbagai bahasa dan pengetahuan dari buku-buku yang mereka miliki dan baca ke dalam bahasa DNA dan memasukkannya ke dalam tubuh sebuah burung. Sehingga pengetahuan dapat tersebarluaskan melalui perkembangbiakan dari burung tersebut.

Karena pengucapan kata tersebut, dikerahkan seluruh anggota tim Salamander untuk mencari tahu keberadaan dari ‘omnis’ tersebut. Bahkan mereka tidak segan-segan untuk membunuh mereka. Meski begitu Montag yang mulai sadar bahwa buku dan pengetahuan lainnya tidak seburuk itu, mulai berusaha untuk melindungi dan membantu komunitas Eel.  Berbagai hal yang dibutuhkan mereka untuk menjalankan projek ‘omnis’ tersebut, Montag berusaha penuhi atau bantu. Hingga tindakannya tersebut mulai dicurigai dan ketahuan akhirnya, Montag pun menjadi buronan di dalam kota tersebut.

Dan pada akhirnya tim Salamander tahu lokasi dari ‘omnis’ ini sehingga mereka pun membakar dan juga secara tidak langsung membunuh beberapa anggota komunitas Eel yang bertalenta dalam hal mengingat buku yang mereka baca. Di sini lah akhir dari kehidupan Montag, karena setelah dia melepaskan burung ‘omnis’, dia dibakar oleh ketua tim Salamander. Sekarang burung tersebut terbang bebas dan beradaptasi serta berkembangbiak dengan kawanan sejenisnya. Serta terus berkembangbiak dan baranakpinak, menyebarkan DNA pengetahuan tersebut.

Pendapat saya :

‘Tetesan’ yang digunakan dalam film ini menurut saya bukan untuk meningkatkan ingatan, melainkan justru semakin merusak ingatan. Terbukti ketika tokoh Montag tidak menggunakan ‘tetesan’ tersebut, ingatan masa kecilnya mulai kembali dan terlihat jelas.

Dengan melihat ini saya merasa tidak semua orang jahat tahu apa yang mereka lakukan itu salah atau benar. Memang ada yang berbuat sesuai dengan aturan atau keinginannya sendiri. Sama halnya seperti Montag yang pada dasarnya dia tidak tahu mengenai kebenaran dibalik semua perbuatan yang dilakukannya, yaitu membakar buku dan pengetahuan lainnya dalam bentuk apapun itu.

Tokoh John harusnya berkaca pada dirinya sendiri dan tidak selalu menyalahkan Montag. Karena pada dasarnya John sendiri sudah berkhianat dan selalu berpura-pura seakaan dia orang yang ‘bersih’.

Endingnya sedikit kurang menarik sih menurut saya, karena lembaga Salamander ini masih ada dan terus berusaha memusnahkan buku-buku secara fisik serta membatasi pengembangan pengatahuan masyarakat dari berbagai sumber bacaan.

Saya sangat tidak suka dengan tokoh Douglas dan ketika dia mati dibakar oleh Montag, saya merasa sangat senang dan bahagia. Karena tokoh jahatnya sudah meninggal. Menurut saya dia bersikap seperti itu, karena dia ingin mengambil posisi Montag dan ingin direkomendasikan menjadi ketua serta menggantikan John, jika nantinya dia sudah purna.

Penulis : RN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun