ledakannya menjadi nyanyian pengantar tidur kami
tidur yang selamanya
nyanyian yang tak permisi, apalagi pamit pergi
--
ia tak hanya memecah kepala-kepala kami
jauh sebelum itu
hati kami telah terpecah, terbelah, remuk
setiap hari
hingga menjadi remah-remah
--
ia tak hanya menggetarkan tanah
jauh sebelum itu
gempa telah terjadi dalam tubuh kami
getarannya entah berapa magnitudo
kami tak sempat menghitungnya
kami terlanjur
terkubur, terkapar, dalam pekik dentum-dentum tak bertuan
--
maka
saat kunang-kunang tak sempat hadir di mata kami
burung-burung tak sempat berputar di kepala kami
kami sudah rebah, kaku, biru
melebur bersama ledakannya
--
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI