Mohon tunggu...
Rani Febrina Putri
Rani Febrina Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate, Bachelor of Food Technology | Fiction Enthusiast |

Penyuka fiksi dalam puisi, cerpen, dan novel. Hobi belajar dari buku-buku yang dibaca, orang-orang yang ditemui, lagu-lagu yang didengar, dan tempat-tempat yang dikunjungi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melepas Bintang

28 Oktober 2023   16:22 Diperbarui: 28 Oktober 2023   16:29 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: unsplash.com/AlyssaBoobyer

     "Apa harus aku tegaskan seperti itu?" tanyamu lagi, terdengar makin serius.

     Aku menelan ludah. Kali ini, jawabanmu bukan lagi kata terima kasih.

     "Kau tahu, setiap kata terima kasih dariku, itu adalah sebuah penolakan."

     Kali ini hatiku benar-benar tercabik. Entah sudah berapa goresan dalam dinding-dindingnya. Aku bahkan belum siap membungkus diriku dengan penolakan pernyataan cinta yang demikian tegasnya.

     "Aku tahu ini menyakitimu. Tetapi ini juga menyakitiku. Kau membuatku harus memperjelas semuanya di saat aku tidak mau melakukannya karena takut akan menyakitimu."

     "Tidak memperjelas semuanya itu lebih menyakitkan," akhirnya aku bicara.

Kau tersenyum kecut. Namun anehnya masih terlihat manis. Aku mulai memaki diri, karena dalam situasi menyakitkan ini, aku tetap jatuh cinta.

     "Tetapi kenapa kau harus takut menyakitiku? Kalau mau menolak, ya menolak saja, tidak usah takut seperti itu," kataku sambil mengalihkan pandangan, entah ke mana, asal tidak ke wajahmu.

     "Bagiku, setiap penolakan selalu disertai rasa takut, apalagi jika itu menyangkutmu," jawabmu ikut mengalihkan pandangan. Aku tidak menjawab, sibuk mencerna kalimatmu.

     "Terima kasih, ya," ujarmu sambil melangkah pergi. Itu kata terima kasih paling menyakitkan dari sekian terima kasihmu yang lain.

     Lampu-lampu di bahu alun-alun kota mengantarkan punggungmu menghilang di bawah payung gemerlap bintang. Dan saat ini, aku ikut membenci bintang-bintang itu. Mereka indah, tetapi tidak mengindahkan hubunganku denganmu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun