Malam terus merangkak
Tanpa melepaskan genggaman bintang-bintang
Yang ikut terlelap bersamaku
Menemui bunga tidur di sisa-sisa kesadaran
--
Sejauh seratus enam puluh tiga koma empat kilometer
Terbentang gagah tanpa keraguan di depanku
Melukiskan rindu-rindu di setiap jengkalnya
Rindu yang merengek, merajuk ingin berpulang ke pemiliknya
--
Lelap masih membalut jiwa dan ragaku
Bersama kepingan lagu pengantar tidur
Yang berserakan
Dicekik gulungan jarak yang meliuk, menukik, dan berkelok
--
Hanya bunga tidur yang mampu melebur jarak ratusan kilometer
Menjadi sejengkal dekatnya
Mematangkan rindu-rindu yang tergodok di perapian
Dengan sesak sebagai kayu bakar
Dan pedih sebagai bumbu racikan
--