Mohon tunggu...
Rania Raihana
Rania Raihana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Laa Tahzan Innallaha Ma'ana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingkah Interaksi Teman Sebaya Sejak Anak Usia Dini?

11 Desember 2022   13:17 Diperbarui: 11 Desember 2022   13:50 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hi, Everyone!

Disini sebelum membahas tentang topik yang saya ambil, yakni ada secuil quote yang mungkin berfaedah bagi kalian,

"Sebaik-baiknya teman adalah teman yang selalu mengingatkan kita, baik buruk baiknya yang kita lakukan."
   

Pasti banyak dari kalian semua yang mendengar tentang kata-kata atau quote tersebut. Lalu apakah kita sudah menemukan teman yang tepat disisi kita?. Hal ini juga ada kaitannya dengan interaksi kita terhadap teman kita atau teman sebaya. Jika, kalian atau kita berperilaku baik kepada teman kita maka dia akan melakukan sebaliknya terhadap kita. Terus, bagaimana sih Interaksi antar teman sebaya itu?


Interaksi sendiri diartikan sebagai suatu hubungan yang antar satu sama lain yang saling membutuhkan dan mempengaruhi satu sama lain. Kemudian, teman sebaya adalah segerumbulan atau sekelompok orang yang memiliki porsi usia, keterterikan, tingkah, sifat, bahkan hobi yang sama. Jadi, Interaksi Teman Sebaya yakni hubungan yang saling terbalaskan antar orang yang memiliki tingkatan atau kesetaraan yang sama.


Pasti banyak dari kita yang mempunyai segerumbulan teman yang sesuai dengan kita, bisa disebut dengan anak zaman sekarang yaitu Circle. Sebuah pertemanan pasti memiliki dampak yang positif bahkan negatif juga bisa, maka dari itu harus bisa memilih dan memilah teman yang berdampak baik bagi kita. 

Perilaku merupakan cerminan kongkrit yang tampak dalam sikap, perbuatan dan katakatanya sebagai reaksi seseorang yang muncul karena adanya pengalaman proses pembelajaran dan rangsangan dari lingkungan (Tulus Tu'u, 2004: 64). Contohnya, kita yang sudah beranjak dewasa pasti pemikiran anak kecil, kita semakin besar maka akan banyak kita mendapatkan teman. 

Memang kita semakin kita besar bahkan sudah menginjaak perkuliahan, kita memiliki banyak kenalan teman mulai dari teman TK, SD, SMP, SMA, bahkan di Kuliah. Akan tetapi, bukan berarti kita sebanyak pertemanan yang kita jalani dalam kehidupan sehari-hari. Tidak munafik, kita semakin besar maka kita sudah banyak pengalaman dan mengetahui beberapa sifat-sifat atau tingkah laku yang berbeda dengan kita.


Teman sebaya pasti adanya keterkaitan dengan adanya persahaban. Jika pada Anak Usia Dini, mereka akan mempunyai teman sebaya yang bisa dikatan sahabat, yakni teman yang bermain bersama ketika disekolah, ikut perlombaan yang sama, dan lain sebagainya.

Apakah penting teman sebaya pada Anak Usia Dini?. Jawabannya adalah Sangat Penting. Karena, dengan melalui interaksi teman sebaya maka anak akan secara tidak langsung mereka akan belajar interaksi sosial, melatih emosinya, sekaligus adaptasi dengan lingkungan sekitarnya. 

Contohnya: Anak si A membawa bekal ke Sekolah kemudian pada saat jam istirahat bekal makanannya dibuka dan ada seorang temannya melihat dengan amat tergiur dengan rasa ingin mencoba makanan yang dibawanya. Maka, anak A ini mengetahuinya dan berbagi makanannya dengan temannya yang ingin mencoba tadi, dan temannya ini pun memberi sepotong makanan yang dimilikinya.

Hal ini mungkin sepele, tapi sangatlah berarti. Mengapa demikian? Karena, dengan begitu anak sudah mengerti interaksi sosial deengan teman sebaya nya pentingnya berbagi antar satu sama lain dan timbulah timbal balik yang baik. Anak Usia Dini tentunya sangat suka tentang bermain dan permainan. Nah, ngomong-ngomong tentang bermain dan permainan ada tahapannya juga lo Mom's!!

Tahapan Bermain dan Permainan menurut Jean Piaget yakni:
1. Sensory Motor Play (3/4 bulan-1/2 tahun)
Pada tahap ini, anak mampu untuk mengambil barang atau mainan yang ada ditempatnya atau dotempat tidur dengan gerakan berulang-ulang kali.

2. Symbolic or Make Believe Play (2-7 tahun)
Pada tahap ini anak sudah mulai sering bertanya berulang-ulang kali, dan anak sudah bisa mengandai-andai dalam permainan. Misalnya, anak menggunakan remot tv sebagai Hand-Phone untuk bermain.

3. Social Play Games With Rules (8-11 tahun)
Pada tahap ini anak sudah mulai bermain dengan menggunakan rules atau perintah dalam permainan tersebut. Contohnya: Bermain benteng-bentengan.

4. Games With Rules and Sport (11 tahun keatas)
Pada tahap ini tidak amat berbeda dengan tahap diatas, akan tetapi tahap bermain yang memiliki rules yakni olahraga. Seperti, bermain basket yang memiliki peraturan yang ada didalamnya.

Nah, penjelasan diatas bisa disimak dengan baik bahwa Interaksi antar sebaya sangatlah penting meskipun mulai anak usia dini. Dengan begitu, anak dapat meningkatkan interaksi sosial dan melatih emosionalnya lho!. 

Tak lupa juga bahwa Teman Sebaya itu sangat mempengaruhi perilaku dan sifat anak. Maka dari itu, interaksi teman sebaya juga harus berhati-hati dalam menjalin hubungan baik sekedar teman bahkan adanya persahabatan. 

Tak lupa juga interaksi teman sebaya pasti adanya kegiatan bermain dan permainan, dan hal tersebut ada tahap-tahap atau tingkatannya yang sudah disebutkan diatas.
Semoga bermanfaat dan membantu, dan sekian terimakasih!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun