Mohon tunggu...
Rania Shabrina
Rania Shabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

"Barangsiapa menginginkan dunia, hendaklah ia berilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah ia berilmu".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konflik dan Pendidikan Islam

20 Desember 2021   09:00 Diperbarui: 20 Desember 2021   09:21 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam setiap sendi kehidupan masyarakat yang di dalamnya terjalin interaksi antara satu individu dengan yang lainnya, maka dapat memicu terjadinya konflik. Baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik, utamanya pendidikan. Dalam lembaga pendidikan, terdiri beragam komponen yang saling memiliki ketergantungan sebagai bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Perbedaan yang nantinya timbul pada lembaga pendidikan inilah yang mengakibatkan munculnya konflik.

  • Pengertian dan Konsep  Konflik

Dari segi etimologi, konflik berasal dari bahasa latin, yakni "con" yang berarti bersama-sama, dan "fiegere" yang artinya tabrakan atau benturan. Secara terminologi, konflik dapat diartikan sebagai suatu keadaan interaktif yang diwujudkan dalam sikap pertentangan, ketidakcocokan, maupun perbedaan ragam entitas sosial, baik antar individu, kelompok, maupun antar organisasi. Dalam istilah Al-Quran, konflik merupakan sinonim dari kata "ikhtilaf" yang artinya bertentangan, sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 176, yang artinya " Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang kebenaran (Al-Qur'an) itu benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran)."

Dalam lembaga pendidikan, kehadiran konflik memang selalu menimbulkan ketegangan, tetapi justru inilah yang dibutuhkan organisasi untuk kemajuan dan juga perkembangan lembaga pendidikan kedepannya. Oleh karena itu, dalam hal tersebut, konflik menjelma sebagai suatu energi yang apabila dikelola dengan baik dan benar, maka akan mencapai suatu perubahan dan pergerakan. Sebaliknya, ketika digunakan secara salah, maka konflik akan menimbulkan penurunan kinerja seseorang jika konflik ini tidak dapat dikendalikan.

Ada beberapa hal yang menyebabkan munculnya suatu konflik, diantaranya :

a. Adanya perbedaan pendapat atau argumen. Seluruh pihak yang terlibat dalam konflik mengutarakan pendapatnya masing-masing, dan merasa benar atas apa yang mereka sampaikan.

b.Kesalahpahaman tindakan (missunderstanding). Ketika seseorang memiliki niat yang baik, tetapi dianggap merugikan pihak lainnya. Akibatnya muncul rasa tidak nyaman, kurang simpati, bahkan kebencian. 

c. Salah satu atau masing-masing pihak merasa dirugikan. Kerugian yang dirasakan ini dapat berupa materi, moral, ataupun sosial.

d. Timbul perasaan yang terlalu sensitif, sehingga memandang orang yang bersikap wajar dianggap merugikan, sehingga menimbulkan konflik. 

-Konflik dalam individu (intrapersonal).

Yaitu konflik yang muncul ketika seseorang merasa bimbang atas pekerjaan mana yang harus ia kerjakan dahulu, disaat ia diminta berbagai pekerjaan yang saling bertentangan atau pekerjaan yang melebihi kemampuannya dalam satu waktu.

-Konflik antar anggota dalam organisasi atau lembaga yang sama (intragroup). 

Konflik jenis ini muncul karena adanya tekanan yang berkaitan dengan kedudukan atau perbedaan karakter dan kepribadian.

-Konflik antar individu dan kelompok. 

Konflik jenis ini timbul ketika seorang individu dituntut dan dipaksa sama dan seragam dengan kelompok lainnya.

-Konflik antar kelompok (intergroup)

Konflik jenis ini timbul karena adanya ketergantungan, ragam persepsi, dan perbedaan tujuan.

  • Dampak Konflik

Terdapat dua perbedaan pandangan mengenai pengaruh munculnya konflik. Pertama, yaitu anggapan bahwa konflik adalah gejala yang membahayakan dan tanda instabilitas suatu lembaga. Hal ini dapat berarti bahwa ketika lembaga pendidikan sering terjadi konflik di dalamnya, maka lembaga pendidikan tersebut semakin tidak stabil dan rentan terjadi bahaya, sehingga harus segera diatasi. Sebaliknya, pandangan kedua beranggapan bahwa konflik ada sebagai wujud adanya dinamika dalam suatu lembaga, sehingga mengantarkan pada proses kemajuan. Lembaga tanpa konflik justru menunjukkan tidak adanya pergerakan dan dinamika di dalamnya, yang berarti jauh dari upaya realisasi kemajuan.

Jadi dalam lembaga pendidikan, konflik menimbulkan dampak positif dan dampak negatif.

-Introspeksi diri. Pihak yang terlibat dalam konflik mampu melakukan upaya introspeksi atau pembenahan dan mawas diri.

-Sikap tertib dan disiplin meningkat dalam penggunaan jam kerja dan belajar.

-Adanya peningkatan hubungan kerjasama yang produktif.

-Meningkatkan motivasi kerja.

-individu yang terlibat dalam konflik dapat mengembangkan potensi dirinya.

  • Dampak negatif konflik :

-Pihak yang terlibat dalam konflik tidak bersikap objektif lagi, melainkan lebih bersikap emosional.

-Pihak konflik saling menjatuhkan akibat suatu konflik yang berlanjut.

-Menyebabkan frustasi bagi pihak yang memiliki lemah mental, bahkan sampai jatuh sakit.

-Islam memandang bahwa perbedaan adalah sesuatu yang harus kita terima.

-Menyadari kemungkinan apa yang disampaikan orang lain bisa benar dan salah.

-Bersikap lebih terbuka, menerima masukan, pendapat, dan kritik orang lain yang membangun.

-Lebih bersikap objektif dengan orientasi mencari solusi kebenaran, dan bukan pembenaran.

-Memandang perbedaan sebagai suatu khazanah serta kekayaan yang sangat berguna bagi pemecahan berbagai masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun