Apakah skill yang dimiliki kurang, atau skillnya sudah tidak relevan lagi di era AI, apakah pengalaman berorganisasi belum banyak dan sebagainya. Sedangkan usaha kuliner yang sepi mulai dievaluasi kembali. Apakah harganya yang kemahalan, menunya kurang variatif atau kurang promosi?
Kegagalan bukanlah masalah bagi orang-orang yang memiliki growth mindset. Mereka memahami bahwa semua orang, bahkan yang sukses sekalipun pasti pernah gagal. Ini membuat mereka lebih menerima kegagalan sebagai sesuatu yang wajar.
Kegagalan bukan berarti harus menyerah begitu saja, namun sebagai momen untuk mencoba pendekatan baru, berpikir kreatif, atau memperkuat strategi.
5. Tidak Iri Melihat Kesuksesan Orang Lain
 Seseorang yang memiliki growth mindset merasa bahagia pada saat orang lain bahagia. Ada teman yang sukses, kita ikut bahagia dan senang dengan kesuksesannya bukannya malah insecure, minder atau malah iri dan dengki.
Mereka menganggap kesuksesan orang lain sebagai bukti bahwa keberhasilan juga merupakan keniscayaan untuk diri mereka sendiri asalkan terus belajar, berusaha, tekun dan tidak menyerah.
Mereka lebih fokus pada perjalanan mereka sendiri, bukan membandingkan diri secara negatif dengan orang lain, karena setiap orang memiliki waktu dan jalannya masing-masing.
6. Mau Menerima Kritik dan Saran
Dalam berproses, pasti kita akan menemui banyak kritikan dari orang lain, baik yang membangun maupun menjatuhkan.
Orang dengan growth mindset mampu menerima kritik dan saran dengan baik karena mereka melihatnya sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai serangan pribadi. Untuk berkembang perlu pandangan dari orang lain yang dapat memberikan perspektif baru.
Jika kritik sepenuhnya tidak membangun dan hanya bertujuan menyakiti, mereka tahu kapan harus mengabaikannya. Tidak semua kritik layak untuk ditanggapi karena kritik menjatuhkan biasanya berasal dari orang yang sedang frustrasi, iri, atau memiliki masalah pribadi.