Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lonely Marriage: Mengapa Merasa Jauh Meskipun Dekat dan Tips Memperbaikinya

1 November 2024   12:41 Diperbarui: 1 November 2024   12:50 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lonely marriage dimana pasangan merasa jauh dan tidak terhubung secara emosional meskipun tinggal bersama. Foto: pexels.com/Alex Green 

Pernikahan seharusnya menjadi hubungan yang hangat dan penuh cinta, di mana pasangan saling mendukung dan berkomunikasi secara baik. Namun dalam beberapa kasus, pernikahan bisa terasa sepi dan hampa, meskipun kedua pasangan masih tinggal bersama. 

Situasi ini dikenal sebagai lonely marriage atau pernikahan yang sepi, di mana dua orang hidup berdampingan namun merasa terasing satu sama lain.

Pernikahan, yang sering dianggap sebagai lambang persahabatan dan janji suci untuk saling mencintai, secara paradoks dapat menimbulkan perasaan kesepian yang mendalam bagi sebagian orang. Meskipun menjanjikan cinta dan dukungan, kenyataan mungkin tidak sesuai harapan, membuat pasangan merasa terisolasi dan terputus hubungan.

Penyebab Lonely Marriage

Pernikahan yang terasa lonely atau sepi adalah kondisi di mana salah satu atau kedua pasangan merasa sendirian, meskipun secara fisik bersama. Kamu merasa kesepian, bahkan saat bersama. Rasanya seperti ada perpisahan di antara kalian berdua yang tidak diketahui cara untuk memperbaikinya. Beberapa penyebab dari lonely marriage antara lain:

1. Prioritas yang Berubah

Setelah menikah, bisa saja fokus utama beralih pada pekerjaan, anak, atau tanggung jawab lain, yang membuat pasangan kehilangan waktu berkualitas bersama. Mereka berjuang dengan jadwal yang padat sementara juga harus mengurus anak-anak, bekerja, dan menangani tanggung jawab lainnya. 

Ketika pasangan suami istri terlalu sibuk bekerja atau sering berada jauh (LDR) baik karena pekerjaan atau kegiatan lain, waktu bersama menjadi terbatas, dan hubungan bisa menjadi renggang. Jika masing-masing pasangan lebih sering menghabiskan waktu untuk kegiatan yang berbeda tanpa berusaha bersama-sama, ini bisa menjadi tanda bahwa ada jarak emosional yang terbentuk.

2. Perbedaan Harapan dan Ekspektasi

Dalam beberapa kasus, perasaan kesepian disebabkan adanya kebutuhan lain yang tidak terpenuhi karena harapan yang tidak realistis. Bila harapan masing-masing terhadap peran pasangan atau kehidupan pernikahan tidak terpenuhi, ini bisa membuat satu atau kedua pihak merasa tidak dimengerti atau kecewa. 

Misalnya mengharapkan dan mengandalkan pasangan memenuhi semua kebutuhan sosial yang tidak sesuai dengan kemampuan, harus selalu bersikap romantis dan sebagainya. 

3. Kurangnya Keterbukaan dan Komunikasi yang Mendalam

Percakapan yang hanya seputar hal-hal praktis sehari-hari seperti urusan rumah tangga atau anak, tanpa adanya komunikasi yang mendalam dan bermakna mengenai perasaan, harapan, atau keinginan masing-masing dapat membuat perasaan terputus atau terasing dalam pernikahan.

Begitu pula tidak adanya sikap terbuka terhadap pasangan juga dapat menyebabkan perasaan terisolasi. Ini berarti bahwa orang yang paling dekat denganmu tidak mengetahui detail pribadi dan keintiman dalam kehidupanmu. 

Jika kamu tidak membicarakan emosimu yang  terdalam termasuk impian dan kekhawatiranmu, akan jauh lebih sulit untuk merasa dipahami dan terhubung dengan pasanganmu.

4. Perubahan atau Tantangan Hidup yang Berat

Terkadang-tantangan yang dihadapi pasangan bersama-sama dapat menciptakan keretakan dalam suatu hubungan. Perubahan dan peristiwa besar yang menegangkan atau traumatis dapat membebani bahkan dalam hubungan yang paling kuat sekalipun.

Seperti pindah rumah di lokasi yang jauh dari keluarga, kehilangan orang tercinta, mengidap penyakit kronis atau kehilangan pekerjaan(PHK) dan masalah keuangan yang bisa menjadi pemicu stres dalam hubungan apalagi jika pasangan tidak mendukung atau bersimpati yang dapat memicu rasa kesepian dalam pernikahan. 

Cara Mengatasi Lonely Marriage

Jika merasa kesepian dalam pernikahan, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperbaikinya.

1. Buka Komunikasi Terbuka dan Jujur tanpa Menyalahkan.

Komunikasi bukan hanya tentang bertukar kata-kata. Komunikasi adalah bagaimana benar-benar memahami dan terhubung dengan pasangan secara emosional. 

Mulailah membuka dialog dengan pasanganmu tentang perasaan kesepian yang dirasakan. Ungkapkan perasaan secara terbuka dan jujur. Sampaikan dengan lembut tanpa menyalahkan, sehingga pasanganmu dapat mengerti perasaanmu. Berusahalah untuk memahami sudut pandang pasanganmu tanpa menghakimi.

Jika ternyata kamu dan pasanganmu merasa kesepian, maka kemungkinan besar dapat bersama- sama me-restart  hubungan kembali dan membangun rasa keterikatan yang lebih dalam. 

Namun jika rasa kesepian  hanya dirasakan oleh salah satu pihak, besar kemungkinan akan lebih sulit untuk mengatasinya. Jika pasanganmu telah memberikan dukungan tetapi kamu masih merasa kesepian, mungkin ada hal lain dalam dirimu yang perlu diatasi. 

2. Habiskan Lebih Banyak Waktu Bersama

Tuntutan kehidupan sehari-hari, terutama keluarga dan pekerjaan dapat membuatmu sulit untuk fokus pada hubungan. Luangkan waktu untuk berdua. Jadwalkan waktu khusus untuk menghabiskan waktu bersama sebagai pasangan, seperti kencan atau liburan singkat. 

Cobalah melakukan aktivitas baru bersama yang bisa menumbuhkan kebersamaan seperti olahraga, memasak, atau sekedar bersih-bersih rumah bersama. Hal ini dapat membantu membangun kembali kedekatan emosional dan mendapatkan lebih banyak waktu berkualitas dengan pasangan.

3. Membatasi Penggunaan Media Sosial 

Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan meningkatnya perasaan merasa kurang dan kesepian. Membuat perbandingan yang tidak realistis terhadap hubungan yang terlihat di media sosial juga dapat menyebabkan perasaan kesepian. Karena dapat menyebabkan ekspektasi yang tidak realistis tentang hubunganmu sendiri dan selalu merasa kurang terhadap diri sendiri.

Menetapkan batasan penggunaan media sosial dapat memberi manfaat lain untuk menciptakan ruang dan waktu dimana kamu bisa fokus satu sama lain serta lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama pasangan.

4. Dapatkan Bantuan Profesional

Terapi pernikahan bisa menjadi pilihan jika mengalami kesulitan dalam mengembalikan kedekatan pernikahan. Konseling pernikahan akan membantu mengidentifikasi masalah utama dan memberikan solusi yang sesuai. Seperti mengatasi masalah kepercayaan, keintiman, empati, dan mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih kuat

*****

Kesepian dalam pernikahan atau lonely marriage tidak hanya terbatas pada ketidakhadiran fisik, tetapi juga mencakup rasa keterpisahan emosional dan keintiman yang tidak terpenuhi. Kesepian adalah perasaan tidak terlihat, tidak didengar dan disalahpahami meskipun telah berbagi kehidupan dengan seseorang.

Lonely marriage bukanlah akhir dari segalanya, namun perlu adanya upaya untuk memperbaiki hubungan. Keterbukaan dan keinginan untuk bersama-sama memperbaiki hubungan merupakan langkah awal untuk mempererat kembali hubungan yang mungkin mulai renggang agar merasa terhubung kembali. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun