Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menelusuri Rainbow Village di Taichung, Taiwan Pasca Kepergian Rainbow Grandpa

9 Oktober 2024   09:19 Diperbarui: 9 Oktober 2024   15:45 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warna-warni mural menyelimuti dinding hingga jalan Rainbow Village karya Huang Yung Fu. Foto: Rania Wahyono

Daerah tersebut pun lalu menjadi terkenal, warga setempat kemudian menjuluki pemukiman tersebut dengan Rainbow Village atau Desa Pelangi dan menjadi kian populer sampai sekarang.

Huang Yung Fu yang dijuluki Rainbow Grandpa, biasa bangun pukul empat pagi setiap hari untuk merawat karya seninya dengan menyempurnakan lukisan lamanya atau mewarnai lagi cat yang sudah kusam sambil menyapa para wisatawan yang datang. Pengunjung sering menemuinya dan berswafoto bersama. Huang Yung Fu meninggal pada bulan Januari 2024 di usia 101 tahun.

Mengunjungi Rainbow Village setelah Rainbow Grandpa Meninggal

Rainbow Village terletak di distrik Nantun kota Taichung, sekitar 7,5 km di sebelah barat Stasiun Kereta Taichung atau hanya 2,5 km dari stasiun Kereta Cepat (THSR) Taichung. Untuk menuju ke lokasi dari stasiun bisa menggunakan taksi atau bus yang berhenti tepat di depan Rainbow Village.

Bahkan pada tembok pagar dan lantainya penuh lukisan warna-warni. Foto:Rania Wahyono
Bahkan pada tembok pagar dan lantainya penuh lukisan warna-warni. Foto:Rania Wahyono

Sesuai dengan namanya, setiap sudut rumah bekas desa tanggungan militer di Taichung ini dipenuhi dengan mural warna-warni berupa lukisan karakter lucu dan ilustrasi unik orang, burung dan hewan pada dinding tembok, pintu bahkan di lantainya yang menggambarkan kehidupan, cinta, dan kebahagiaan.

Sayangnya toko souvenir dan kafenya sudah tidak di buka lagi sepeninggal Huang. Biasanya pengunjung dapat membeli merchandise berupa payung, topi, kipas, dan lain-lain dengan motif dan ornamen design Huang Yung Fu yang khas atau membeli es krim pelangi dan bubble tea di kafenya.

Menurut berita yang beredar, setelah Huang meninggal terjadi sengketa antara pengelola Rainbow Village dengan Pemda setempat yang menyebabkan Rainbow Village sempat ditutup selama satu tahun.

Es Krim Pelangi yang dulu pernah dijual di kafe pelangi. Foto: Talitha Edrea
Es Krim Pelangi yang dulu pernah dijual di kafe pelangi. Foto: Talitha Edrea

Ruang Story House yang berisi barang-barang masa lalu Kakek Huang dan dokumentasi sejarah berdirinya Rainbow Village juga sudah tidak dibuka lagi. Hanya tempat untuk menulis dan menggambar kartu kosong yang masih ada. Disinilah biasanya kakek Huang duduk sambil menandatangani kartu yang selesai digambar sekaligus berswafoto dengan pengunjung.

Tempat kartu hasil karya dari para pengunjung Rainbow Village. Foto: Rania Wahyono
Tempat kartu hasil karya dari para pengunjung Rainbow Village. Foto: Rania Wahyono

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun