Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik, dan apa yang terlihat dari luar belum tentu mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya. Ketika kita membandingkan diri dengan orang lain maka kita akan kehilangan keindahan sisi unik dari diri kita. Fokuslah pada perkembangan diri sendiri, dan hargai setiap pencapaian yang telah kita raih.
3. Hilangkan Tujuan yang Tidak Perlu
Kehidupan seringkali menghadapkan kita untuk membuat keputusan yang penting. Dan di titik ini kita perlu merenungkan kembali tujuan-tujuan yang tidak lagi relevan dengan diri kita.
Seneca seorang filsuf Stoikisme mengatakan bahwa kita kehilangan begitu banyak kehidupan bukan karena waktu kita yang sedikit namun karena kita tidak memanfaatkannya dengan baik. Kita sering terjebak dalam rutinitas yang tidak bermakna, membiarkan hal-hal sepele menyita perhatian kita, sehingga tanpa sadar membuang-buang waktu yang sebenarnya berharga.
Hal tersebut berarti bahwa banyak kesempatan yang kita lewatkan karena kita masih terjebak pada hal hal yang tidak penting dalam hidup. Oleh karena itu fokuslah pada hal hal yang penting dan lepaskan hal hal yang tidak perlu. Gunakan waktu dan energi kita dengan bijaksana
4. Perfeksionisme Berlebihan
Mencari kesempurnaan dalam segala hal dapat membuat kita merasa selalu gagal, stress dan perasaan tidak pernah cukup. Tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Menetapkan standard yang terlalu tinggi hanya akan menumbuhkan perasaan takut akan kesalahan.Â
Perfeksionisme yang berlebihan dapat menambah tekanan dan kekecewaan. Mulailah untuk menerima keterbatasan kita, sadari bahwa kesalahan adalah bagian dari sebuah pembelajaran dan pertumbuhan. Cobalah untuk lebih fleksibel dan terbuka terhadap ketidaksempurnaan.
Hidup akan lebih utuh saat kita memberi ruang bagi ketidak sempurnaan. Dengan menerima ketidaksempurnaan kita menjadi kunci bagi pertumbuhan pribadi dan kebahagiaan dalam hidup.
5. Buanglah Ekspektasi yang Tidak Realistis
Bagi banyak orang ekspektasi atau harapan adalah sebuah bahan bakar pendorong untuk mencapai tujuan. Namun kita perlu merenungkan kembali apakah harapan tersebut bisa mendorong atau malah menghancurkan semangat kita.
Seringkali kita menetapkan ekspetasi yang tidak realistis hanya karena tuntutan sosial dan standard kolektif masyarakat serta berdasarkan apa yang kita lihat di media. Hal ini adalah sebuah ilusi yang menipu dan seringkali membebani diri sendiri.