Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Kenali Perbedaan Ramen, Udon dan Soba: Mie Khas Jepang yang Menggugah Selera

23 Juli 2024   09:00 Diperbarui: 27 Juli 2024   06:08 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramen Halal Gyoen Shinjuku Ouka di Tokyo. Foto: DokPri/Rania

Di antara berbagai jenis kuliner, mie merupakan salah satu jenis hidangan yang paling populer. Setiap negara di seluruh dunia memiliki jenis dan menu sajian khas dari mie. 

Jepang negara dengan tradisi kuliner yang beragam memiliki tiga jenis mie yang  terkenal yaitu ramen, udon, dan soba. Masing-masing memiliki karakteristik, cita rasa, tekstur dan cara penyajian yang khas. Yuk kita simak perbedaan dari ketiganya berikut ini.

1. Ramen

Sajian Mie Ramen Honolu dengan topping lengkap. Foto: DokPri/Rania
Sajian Mie Ramen Honolu dengan topping lengkap. Foto: DokPri/Rania

Ramen merupakan hidangan paling terkenal dan sudah banyak dijual di gerai dan restoran di Indonesia. Meskipun untuk topping dan rasa kuahnya sudah tidak terlalu autentik karena telah dimodifikasi menyesuaikan dengan selera dan lidah orang Indonesia.

Ramen memiliki asal usul yang menarik karena mie ini awalnya berasal dari Tiongkok, dikenal dengan nama "lamian," yang berarti mie tarik. Lamian diperkenalkan ke Jepang pada awal abad ke-20 oleh para imigran Tiongkok.

Seiring berkembangnya zaman, ramen telah mengalami adaptasi dan modifikasi dengan bumbu-bumbu dan bahan penunjang khas dari Jepang hingga menjadi hidangan yang ikonik dengan berbagai variasi rasa dan penyajian.

Mie ini dibuat dari tepung terigu, air, garam, dan kansui (air alkali), yang memberikan tekstur kenyal pada ramen. Kaldunya kaya akan rasa. 

Menurut salah satu koki kedai ramen di Jepang, ada kurang lebih 40 bahan yang digunakan untuk merebus kaldu selama berjam-jam untuk menghasilkan cita rasa kaldu yang istimewa.

Mungkin inilah yang membedakan keaslian rasa ramen yang autentik Jepang dengan ramuan bumbu rahasia dan sausnya. Seperti shoyu, miso, minyak wijen yang dicampurkan pada semangkok kuah kaldu sebelum dihidangkan. Topping untuk ramen umumnya adalah ayam, daging, nori (rumput laut), menma (rebung), dan telur rebus setengah matang.

Di setiap daerah di Jepang mie ramen memiliki ramuan dan komposisi kaldu yang berbeda-beda. Diketahui ada sekitar 30 jenis ramen di Jepang yang tersebar di berbagai kota di Jepang. 

Itu tentu saja termasuk  yang sudah bersertifikat Halal khusus bagi para wisatawan muslim di Jepang. Beberapa rekomendasi Halal Ramen yang populer diantaranya adalah Ayam Ya, Naritaya, Halal Sakura dan Honolu ramen.

2. Udon

Mie Udon disajikan dengan kuah dingin dengan toping terpisah. Foto: DokPri/Rania
Mie Udon disajikan dengan kuah dingin dengan toping terpisah. Foto: DokPri/Rania

Dibandingkan ramen, mie Udon lebih besar dan tebal dengan diameter sekitar 1,5 cm. Terbuat dari tepung terigu warnanya putih cerah dengan ciri tekstur yang sangat lentur, kenyal dan licin.

Udon berasal dari Tiongkok pada masa Dinasti Tang yang awalnya berbentuk seperti pangsit atau wonton ketika diperkenalkan di Jepang. Udon kemudian dirubah berbentuk mie dan menjadi populer karena kala itu merupakan hidangan utama para penganut agama Buddha di Jepang.

Udon biasanya disajikan dalam kuah bening dan rasa yang ringan terbuat dari dashi (kaldu ikan) atau shoyu. Selama musim panas, udon juga sering disajikan dingin yang memberikan kesegaran tersendiri. Umumnya topping untuk udon adalah odeng, tempura (gorengan), daging sapi, telor rebus setengah matang atau sayuran.

Rata-rata restoran Udon di Indonesia jarang menyajikan Udon dingin dengan kuah bening. Karena mungkin dirasa hambar, kurang tajam aroma bumbunya sehingga kuah kaldunya telah dimodifikasi dengan kuah yang lebih kental dan berbumbu sesuai cita rasa Indonesia.

3. Soba

Sojibo Halal Soba Osaka disajikan kering dengan toping bersama saus pencelup yang terpisah. Foto: DokPri/Rania
Sojibo Halal Soba Osaka disajikan kering dengan toping bersama saus pencelup yang terpisah. Foto: DokPri/Rania

Ukuran mie Soba lebih mirip dan mendekati ukuran mie ramen namun Soba tidak berwarna putih seperti mie ramen atau mie Udon melainkan berwarna lebih gelap, abu-abu kecoklatan. 

Hal ini disebabkan karena Soba terbuat dari seratus persen tepung soba (buckwheat) sehingga bebas gluten dan ada juga yang dicampur dengan sedikit tepung terigu.

Soba dianggap lebih sehat karena kandungan serat dan protein nabati yang tinggi serta gluten yang rendah. Mie Soba kaya nutrisi, rendah lemak serta kolesterol dan memiliki rasa seperti kacang. Ini yang membuat soba menjadi pilihan bagi mereka yang mencari jenis makanan sehat berserat tinggi.

Berbeda dengan ramen atau udon, cara menyajikan mie soba tidak dicampur langsung dengan kuahnya. Mie soba disajikan kering beserta topingnya lalu mienya dicelupkan pada kuah celup yang terpisah. Kuah celupnya sedikit kental dengan bumbu dashi dan hanya disajikan sedikit karena bukan untuk kuah mie Soba.

Soba disajikan dengan kuah dingin sebagai saus celup namun ada juga yang menyajikan dengan kaldu panas. Mie Soba yang disajikan dingin memberikan sensasi segar, sementara yang disajikan panas memberikan kehangatan.

Di Indonesia Mie Soba masih jarang di jual di gerai atau restoran. Berbeda dengan ramen atau udon yang mudah ditemukan di berbagai gerai dan restoran. Mie Soba saat ini baru ada di kota-kota besar seperti Jakarta dengan harga premium.

***

Mie khas Jepang yaitu ramen, udon dan soba menawarkan pengalaman kuliner yang kaya dan beragam. Masing-masing jenis mie memiliki ciri dan karakteristik serta cara penyajian yang unik khas budaya dan tradisi kuliner Jepang.

Dari ramen yang populer dengan berbagai kaldu yang kaya rasa, udon yang tebal dan kenyal, hingga soba yang tipis dengan rasa kacang yang gurih. 

Bagi wisatawan muslim bisa dengan mudah mendapatkan ke tiga jenis mie khas Jepang tersebut di beberapa kedai di Jepang yang telah bersertifikat halal. Di mana semua bahan dan proses pembuatan mengikuti standar halal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun