Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengurangi Konsumsi Gula dengan Label Nutri-Grade: Belajar dari Kebijakan Gula di Singapura

18 Juli 2024   15:36 Diperbarui: 18 Juli 2024   18:23 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsumsi gula yang berlebihan secara terus-menerus dapat menyebabkan sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin yang dikenal sebagai resistensi insulin. Ketika resistensi insulin terjadi, sel-sel tidak merespons insulin dengan baik. Pankreas bisa menjadi kelelahan dan tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup sehingga kadar glukosa dalam darah tetap tinggi. Kondisi ini dikenal sebagai diabetes.

Penderita diabetes memiliki risiko tinggi mengalami luka terbuka yang sulit sembuh. Tingginya kadar gula darah mengganggu fungsi sel-sel kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Pembuluh darah di kaki menjadi menyempit atau tersumbat yang menghambat aliran darah.

Kurangnya aliran darah pada kaki atau jari tangan membuat jaringan sel tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang diperlukan sehingga memperlambat penyembuhan luka serta meningkatkan risiko infeksi. 

Pada kasus yang sudah parah, tindakan amputasi diperlukan untuk mencegah infeksi menyebar ke bagian tubuh lainnya. Inilah hal yang paling menakutkan dari diabetes.

Selain obesitas, diabetes juga memicu munculnya penyakit kronis lainnya. Seperti penyakit jantung, hipertensi, stroke, kanker, penyakit hati dan kebutaan bila sudah menyerang mata. 

Bayangkan jika umur 30-an sudah diabetes. Masa yang harusnya produktif jadi tidak produktif atau terbaring di rumah sakit gara-gara penyakit kronis yang disebabkan karena diabetes. Belum lagi dampaknya bagi kesehatan mental dan hubungan dengan keluarga yang harus ikut merawat.

Regulasi Gula oleh Pemerintah

Tingkatan Nutri-Grade yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Singapura. Foto: www.moh.gov.sg
Tingkatan Nutri-Grade yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Singapura. Foto: www.moh.gov.sg

Berbeda dengan rokok atau miras, gula tidak diatur sama sekali peredarannya. Inilah yang menjadi titik lemahnya sistem regulasi di Indonesia yang mengatur tentang penjualan minuman dan makanan manis.

Banyak negara yang sudah sadar akan pentingnya mengatur peredaran minuman dan makanan bergula agar warganya tetap sehat. Singapura telah mengimplementasikan kebijakan untuk mengurangi konsumsi gula di masyarakat, salah satunya adalah sistem label Nutri-Grade.

Kebijakan ini mewajibkan minuman berkemasan dan minuman siap saji harus diberi label nutrisi A, B, C, D sesuai kadar gula dan lemak jenuh per 100 ml. Grade A adalah yang terendah dalam gula dan lemak jenuh dan D yang paling tinggi kadar gula dan lemak jenuhnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun