Alpukat (persea americana) telah menjadi buah favorit di berbagai belahan dunia. Berasal dari daerah tropis Amerika Tengah dan Selatan, khususnya Meksiko dan Guatemala.
Buah alpukat menyebar dan beradaptasi di berbagai iklim termasuk di Indonesia. Salah satunya adalah alpukat Hass yang memiliki keunikan yang berbeda dari alpukat umumnya yaitu memiliki kulit buah yang teksturnya kasar berkerikil.Â
Alpukat Hass merupakan salah satu varietas alpukat paling populer di dunia yang banyak diburu para pecinta buah termasuk di Indonesia. Dikenal dengan daging buahnya yang creamy, rasanya gurih dan lebih berminyak karena kandungan gizi serta minyak nabati yang tinggi. Tak heran jenis alpukat ini menjadi pilihan utama pada campuran bahan olahan menu masakan para chef kelas dunia.
Mungkin jenis alpukat Hass terdengar asing dan belum begitu dikenal oleh masyarakat luas dibandingkan alpukat Mentega atau alpukat Kendil. Jenis alpukat Hass termasuk jenis buah premium yang harganya masih tergolong mahal oleh karena itu jarang dijumpai di pasar atau supermarket.Â
Alpukat Hass mulai dikenal di Indonesia beberapa dekade terakhir. Varietas ini telah berhasil dibudidayakan dan berkembang dengan baik di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Utara
Asal Usul Alpukat Hass
Alpukat Hass pertama kali ditemukan pada awal tahun 1920-an di La Habra Heights, California oleh seorang tukang pos bernama Rudolph Hass. Awalnya dia menanam pohon alpukat dari beberapa bibit biji alpukat yang didapatkan dari A.R. Rideout.
Dari beberapa bibit alpukat yang ditanam ada satu pohon alpukat yang tumbuh besar dan bagus. Rudolph ingin mengembangkan pohon tersebut melalui pencangkokan silang dengan jenis alpukat Fuerte yang pernah dia tanam sebelumnya.
Namun dua kali usahanya gagal tidak membuahkan hasil. Rudolph memutuskan untuk menebang pohon alpukat tersebut. Namun niat itu diurungkan atas saran dari teman-temannya agar menunggu sampai pohon alpukat tersebut berbuah.
Setelah berbuah, Rudolf kecewa karena ternyata buah alpukatnya berukuran kecil dan memiliki kulit kasar. Namun keluarga dan teman-temannya sangat menyukainya dan memberi respon yang positif.
Hal ini disebabkan keunggulan alpukat hass yang tidak dimiliki oleh jenis lain terutama rasa buahnya jauh lebih lezat serta daging buahnya yang tebal dan lembut. Rudolph Hass kemudian mematenkannya dengan nama alpukat Hass sesuai dengan namanya pada tahun 1935.
Keunggulan dan Kandungan Gizi Alpukat Hass
Alpukat Hass memiliki ciri khas kulitnya kasar berkerikil dan berwarna hijau gelap hingga ungu kehitaman saat matang. Daging buahnya berwarna kuning kehijauan yang sangat pulen dengan perpaduan rasa gurih seperti kacang dan manis.
Umumnya buahnya berukuran lebih kecil dan berbentuk lebih bulat dibandingkan alpukat varietas lainnya. Alpukat Hass lebih tahan terhadap oksidasi, sehingga tidak cepat berubah warna menjadi cokelat setelah dipotong dibandingkan dengan varietas lain.
Mengandung nutrisi, vitamin dan mineral seperti vitamin B, vitamin K, kalium, tembaga, vitamin E, vitamin C dan kaya serat yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu memiliki kandungan lemak sehat yang tinggi atau asam lemak tak jenuh tunggal yaitu oleat yang baik untuk kesehatan jantung, diet dan membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) serta meningkatkan kolesterol baik (HDL).
Alpukat Hass bisa dinikmati dalam berbagai olahan masakan atau dimakan langsung buahnya. Selain hidangan manis seperti juice, es krim atau cake. Alpukat Hass sering digunakan sebagai campuran berbagai olahan masakan. Seperti Saus khas Meksiko Guacamole, topping dan isian sushi, salad sayuran, avocado toast berupa olesan gurih pada roti panggang dan sebagainya.Â
*****
Alpukat Hass memiliki banyak keunggulan dibandingkan varietas alpukat lainnya. Rasa dan tekstur yang creamy, kulit yang tebal dan tahan lama serta kandungan gizi yang kaya. Nutrisi dalam alpukat Hass menawarkan berbagai manfaat kesehatan, menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk ditambahkan ke dalam diet sehari-hari.Â
Saat ini sudah banyak petani di Indonesia yang melakukan budidaya alpukat Hass di dataran tinggi dengan mdpl tinggi yang mirip dengan iklim tempat asalnya karena permintaan pasar ekspor yang kian meningkat.
Budidaya alpukat Hass memiliki potensi ekonomi yang besar di Indonesia. Permintaan pasar domestik dan internasional yang tinggi untuk alpukat Hass akan membuka peluang ekspor yang menguntungkan.Â
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H