Tim Nasional sepak bola wanita Indonesia berkali-kali menjadi lumbung gol lawan saat bertanding di kompetisi internasional. Pada Piala Asia wanita tahun 2022 yang lalu, dari tiga laga yang dipertandingkan di grup B, Garuda Pertiwi tidak mencatat satupun kemenangan alih-alih kemasukan gol 28 kali.
Masukan gol terbanyak di dapat dari Australia saat panen gol ke gawang timnas Putri Indonesia dengan skor telak 18-0 yang tercatat sebagai kekalahan terbesar dalam sejarah Timnas Putri Indonesia.
Sementara itu pada perhelatan Piala Asia U-17 Wanita 2024 yang saat ini berlangsung, Indonesia dibabat habis Tim Korea Selatan 12-0. Pada laga sebelumnya melawan Philipina, Indonesia juga kalah dengan skor 6-1.
Pemain Indonesia tercatat hanya mampu melakukan dua kali serangan ke arah gawang Filipina. Claudia Scheunemann menjadi satu-satunya pencetak gol untuk Timnas Garuda Pertiwi pada pertandingan tersebut.
Tim Nasional sepak bola putri Indonesia terlihat kalah kelas ketika bertanding pada di ajang internasional. Sudah menelan kekalahan telak masih ditambah cibiran dari netizen yang memenuhi kolom komentar seperti Timnas Fun Football dan pemain selebgram.
Lalu apa yang perlu dievaluasi dan bagaimana nasib Timnas Garuda Pertiwi di masa depan, bisakah mengulang sukses kembali seperti di era tim Galanita Buana Putri?
Sejarah Perkembangan Sepak Bola Wanita Indonesia
Bicara tentang sejarah sepak bola wanita Indonesia tidak terlepas dari sosok Wiwi Hadhi Kusdarti yang mendirikan Putri Priangan pada tahun 1969 di Bandung sebagai pelopor klub sepak bola wanita Indonesia.Â
Putri Priangan kemudian mengikuti turnamen di Singapura dan mulai menggelar pertandingan resmi sepak bola wanita pertama di Indonesia. Putri Priangan menjadi yang terkuat dan terpopuler di Indonesia pada masa itu dengan menjadi juara mengalahkan Putri Djaya Jakarta dalam kompetisi resmi sepak bola wanita pertama nasional Piala Segitiga yang diadakan di Jakarta.