Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Nikola Tesla: Kisah Tragis Seorang Ilmuwan Jenius

4 Desember 2023   11:38 Diperbarui: 9 Januari 2024   20:30 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nikola Tesla di Usia 76 Tahun. Foto: www.sciencehistory.o

Mendengar nama Nikola Tesla yang terlintas dalam benak kita pasti Tesla Motors, produsen mobil listrik kelas atas terlaris di dunia yang didirikan pada Juli 2003 oleh Martin Eberhard dan Marc Tarpenning.  

Setahun kemudian Elon Musk menjadi CEO dan pemegang saham terbesar Tesla Motors yang kemudian mengubahnya menjadi salah satu perusahaan mobil listrik paling prestisius di dunia. 

Nama Tesla disematkan sebagai bentuk penghormatan kepada Nikola Tesla, seorang jenius, ilmuwan, penemu, dan fisikawan yang telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang sains dan teknologi. 

Namun meskipun telah meraih banyak kesuksesan, kehidupan Tesla diwarnai dengan tragedi. Bagaimana seorang ilmuwan dan penemu yang awalnya hidupnya penuh kesuksesan berubah secara tragis dan menjadi tunawisma? Mari kita simak kisahnya berikut ini.

Kehidupan Awal 

Tesla adalah anak keempat dari lima bersaudara dari keluarga keturunan Serbia yang lahir pada tahun 1856 di Kroasia. Sejak kecil Tesla sudah menunjukkan minat dan bakatnya pada sains dan matematika. Dia sering dianggap child prodigy atau anak ajaib, sebuah istilah bagi anak yang memiliki kejeniusan dan keistimewaan pada bidang tertentu yang setara atau bahkan melampaui orang dewasa.

Tesla memiliki memori visual dan imajinasi yang luar biasa, suatu sifat yang diwarisi dari ibunya yang juga seorang penemu dan yang  memupuk minatnya pada sains dan teknologi. 

Dia sering membayangkan sesuatu hal dengan detail dan akurasi yang nyaris sempurna. Seperti yang pernah dia katakan,“Perangkat saya selalu berfungsi sebagaimana mestinya, dan hasil eksperimennya persis seperti yang saya bayangkan.” 

Saat berjalan-jalan dan mengamati matahari terbenam, Tesla tiba-tiba membayangkan sebuah mesin motor yang dapat menghasilkan arus bolak-balik (A/C). Salah satu hasil eksperimen khayalan tersebutlah yang akan mengubah jalan hidup Tesla selamanya.

Karir dan Kesuksesan

Setelah lulus dari Institut Politeknik di Graz, Austria Tesla bekerja di beberapa negara Eropa sebelum memutuskan hijrah ke Amerika untuk mengejar mimpinya. Pada tahun 1884,Tesla tiba di New York City dengan hanya berbekal empat sen di kantongnya.

Kecerdasannya yang brillian dibidang sains menarik perhatian Thomas Alfa Edison, salah satu ilmuwan terkenal di masa itu. Edison mempekerjakan Tesla untuk bekerja Edison Machine Works miliknya hingga akhirnya keduanya berubah menjadi rival. Dua ilmuwan tersohor di bidang kelistrikan tersebut bersitegang karena perbedaan prinsip dalam pendekatan mereka terhadap pengembangan dan sistem penggunaan tenaga listrik. 

Edison mempromosikan arus searah (D/C), sementara Tesla menganjurkan arus bolak-balik (A/C). Edison yang memiliki kepentingan bisnis di bidang arus searah mencoba menggambarkan arus bolak-balik lebih berbahaya dan tidak efisien. Sementara itu Tesla memandang sistem tenaga listrik berbasis arus bolak-balik (A/C) sebagai solusi yang lebih efisien untuk mentransmisikan listrik secara jarak jauh.

Perselisihan Tesla dan Edison memuncak pada tahun 1886 hingga akhirnya mereka memutuskan untuk jalan masing-masing. Di kemudian hari terbukti kalau Tesla lah yang ternyata lebih berhasil dalam memaksimalkan efisiensi fungsi arus A/C menjadi standart industri dalam sistem distribusi kelistrikan dan menjadi dasar sistem tenaga listrik modern.

Dengan dukungan dari George Westinghouse melalui Westinghouse Electric Company Tesla berhasil mengalahkan saingannya General Electric yang telah merger dengan perusahaan Edison untuk mendapatkan kontrak memasang generator A/C untuk PLTA di Air Terjun Niagara. Tahun 1896 PLTA Air Terjun Niagara resmi beroperasi dan mengalirkan listrik hingga ke daerah Buffalo, New York.

Pencapaian besar kedua adalah Kumparan Tesla yang memungkinkan produksi arus bolak-balik bertegangan tinggi dan berfrekuensi tinggi. Transformator tegangan tinggi ini masih digunakan sampai sekarang untuk teknologi TV dan radio serta aplikasi lain seperti transmisi energi nirkabel dan perangkat elektronik lainnya. 

Berbagai penemuan-penemuan Tesla lainnya seperti radiografi, radar,turbin pengendali jarak jauh, lampu neon, sistem nirkabel, Tesla Coil dan sebagainya telah membuatnya menjadi selebriti yang sering ditampilkan di surat kabar.

Salah satu impian dan proyek ambisius Tesla adalah mewujudkan sistem nirkabel dunia melalui Proyek Wardenclyffe. Sistem ini memungkinkan berkomunikasi satu sama lain tanpa memerlukan kabel yang kemudian menginspirasi perkembangan teknologi komunikasi modern dan teknologi nirkabel yang sekarang kita gunakan untuk komunikasi.

Menara Nirkabel Wardenclyffe.Foto: Wikipedia
Menara Nirkabel Wardenclyffe.Foto: Wikipedia

Pada tahun 1899 Tesla memutuskan pindah ke Colorado Springs dan membangun laboratorium untuk melakukan eksperimen transmisi tenaga listrik tanpa kabel dengan petir buatan serta mendeteksi radiasi elektromagnetik dari petir. 

Untuk merealisasikan rencananya dibangunlah sebuah menara pemancar nirkabel untuk mentransmisikan energi listrik tanpa kabel jarak jauh melalui atmosfer dengan menghimpun energi panas dari dalam bumi dan udara sekitar yang kemudian dikonversi menjadi energi listrik.

Awal Kejatuhan Tesla

Meskipun sistem A/C berhasil, perusahaan Westinghouse mengalami kesulitan keuangan yang serius akibat dampak dalam Perang Arus dengan Thomas Alfa Edison. Westinghouse akhirnya tidak dapat memberikan dukungan finansial yang dibutuhkan bagi Proyek Wardenclyffe yang memerlukan biaya yang sangat besar. Hal ini menyebabkan ketegangan antara Tesla dan Westinghouse. 

Tesla tetap bekerja dan melanjutkan penelitian serta eksperimennya di laboratorium pribadinya setelah perpisahan dengan Westinghouse. Tesla kemudian mendirikan Tesla Electric Company untuk mengkomersialkan inovasi dan penemuannya. 

Namun perusahaan tersebut kesulitan mencari investor dan gagal melanjutkan proyeknya apalagi setelah JP Morgan menarik dukungannya terhadap proyek Wardenclyffe. Proyek tersebut pun terbengkalai dan tak pernah dilanjutkan.

Pada akhirnya proyek Wardenclyffe ditutup pada tahun 1906. Hal ini berdampak pada karier dan kehidupan pribadinya ketika ia mulai menghadapi kesulitan keuangan saat berjuang mencari dana untuk penelitiannya.

Di akhir hayatnya Tesla berjuang melawan kemiskinan dan kesehatan mental yang memburuk. Dia seorang diri menghabiskan 10 tahun terakhir hidupnya tinggal di kamar 3327 Hotel New Yorker Amerika dalam kemiskinan, depresi, dan diabaikan hingga meninggal di usia 86 tahun karena trombosis koroner.

Konspirasi Di Balik Jatuhnya Tesla 

Tidak lama setelah kematiannya, agen pemerintah Amerika masuk ke hotel untuk mencari dan mengambil catatan dan file penemuan Tesla yang dianggap berbahaya seperti mesin gempa, alat gelombang pasang buatan dan yang paling mematikan yaitu Death Ray atau Sinar Kematian. 

Sebuah senjata yang disinyalir dapat menghimpun partikel energi laser dalam intensitas tinggi untuk memusnahkan pesawat tempur, prajurit atau apapun secara massal.

Pemikiran Tesla yang visioner justru dianggap akan merusak tatanan bisnis energi. JP Morgan berharap menara Wanderclyffe dapat menyediakan sarana komunikasi nirkabel yang menguntungkan, tapi Tesla menginginkan agar semua orang bisa mendapatkan listrik secara gratis. 

Ide tersebut menuai protes keras dan ditolak oleh JP Morgan yang memutuskan untuk menyetop kucuran dana proyek menara tersebut karena ketika listrik gratis maka akan membahayakan kepentingan elit global dan dapat mengubah konstelasi industri energi kala itu.

Nama Tesla Diabadikan Sebagai Nama Mobil Listrik. Foto: pexels.com/Craig Adderley
Nama Tesla Diabadikan Sebagai Nama Mobil Listrik. Foto: pexels.com/Craig Adderley

Nama Nikola Tesla dihapus dan disembunyikan sebagai tokoh ilmuwan dan penemu. Namun perlahan kebenaran mulai terkuak dan kini Tesla mulai dikenal luas dan dipuji sebagai tokoh pionir di bidang sains dan teknologi.

Referensi:

https://www.smithsonianmag.com/history/the-rise-and-fall-of-nikola-tesla-and-his-tower-11074324/

https://sciencehistory.org/stories/magazine/the-undying-appeal-of-nikola-teslas-death-ray/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun