Mendengarkan musik dengan frekuensi alam akan membawa pendengarnya kepada perasaan tenang, nyaman, dan damai. Seperti saat berada di suasana pedesaan atau pegunungan yang tenang dimana suara frekuensi alamnya bisa didapatkan secara alami.
Frekuensi ini juga bisa dihasilkan oleh singing bowl, alat musik tradisional gamelan, gong, garputala, seruling dan harpa. Musikus klasik Mozart, Bach, Verdi dan Chopin menciptakan sebagian besar mahakarya mereka dengan frekuensi ini.
Frekuensi Rahasia yang Disembunyikan
Banyak periset dan praktisi audio berpendapat frekuensi 432 Hz atau yang dikenal sebagai Virtus A adalah frekuensi yang paling selaras dengan tubuh dan memiliki efek penyembuhan yang bermanfaat. Sementara pada zaman modern, musik dan instrumen banyak yang disetel ke frekuensi 440 Hz. Â
Pada tahun 1953 sebuah perjanjian di seluruh dunia ditandatangani. Penandatanganan menyatakan bahwa nada dasar "A" pada piano selamanya disetel pada frekuensi 440 Hz.Â
Frekuensi ini menjadi referensi standar internasional ISO 16 dalam musik untuk menyetel nada dasar A dari semua alat musik. Frekuensi 440Hz kemudian diadopsi oleh Yayasan Rockefeller pada tahun 1955 dan ditetapkan sebagai skala resmi untuk musik dunia.
Ternyata frekuensi 440Hz diketahui dapat menciptakan vibrasi yang menghambat kreativitas dan emosi serta menghasilkan nada yang membuat orang cemas ketika mendengarkan. Frekuensi 440Hz adalah frekuensi yang tidak memiliki resonansi dengan tubuh manusia.Â
Sejarah frekuensi 440Hz dimulai pada saat Nazi berkuasa di Jerman. Seorang menteri propaganda Joseph Goebbels mengubah skala asli 432 Hz menjadi 440Hz dengan tujuan menjaga massa dibawah kontrol pengendalian melalui pidato-pidatonya yang dipancarkan melalui speaker.Â
Nazi menggunakannya untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar sehingga membuat orang berpikir secara negatif, merasa cemas, panik, timbul ego yang lebih dominan dan tidak seimbang.
***